Denpasar, Porosinformatif – Persatuan Wartawan Indonesia bareng BI Provinsi Bali telurkan 10 Wartawan Kompeten Angkatan VI tahun 2020 di Griya Santrian, Denpasar, Kamis (15/10). Dimana kompetensi bagi seorang Wartawan sangat diperlukan dalam profesi kesehariannya. Pun tidak jarang pemberitaan yang diunggah, bisa menjerat Wartawan itu sendiri.
Direktur Uji Kompetensi Wartawan Prof. Dr. Rajab Ritonga, M.Si sebagai pemateri uji kompetensi wartawan menegaskan, bilamana terjadi permasalahan dalam unggahan berita, paling tidak narasumber bisa cek keabsahan Wartawan di web Dewan Pers.
“Jika setelah di cek disana, ternyata Wartawan tersebut sudah muncul namanya karena berkompeten, maka narasumber akan berpikir jika akan mempermasalahkan pemberitaan yang dibuatnya. Karena ternyata Wartawan tersebut sudah berkompeten,” jelasnya.
Terlepas hal itu dalam UKW, seorang Wartawan benar-benar harus memahami UU Pers No. 40 tahun 1999 tentang Pers, apa itu Kode Etik Jurnalistik, UU Pedoman Pemberitaan Ramah Anak, UU ITE, UU Pornografi, UU Perlindungan Anak, serta UU Keterbukaan Informasi Publik.
“Paling tidak seorang Wartawan memahami undang-undang tersebut. Dan di UKW terdapat 10 mata uji. Peserta harus lulus semua, minimal mendapatkan nilai 70 setiap mata ujinya. Jika salah satu gagal, maka gugurlah sudah,” terang Rajab Wartawan senior yang sering meliput di daerah sarat konflik seperti Sarajevo, Vietnam, serta pernah menjadi Wartawan Istana era Soeharto, BJ Habibie serta Gus Dur.
Menurutnya di era digitalisasi dan globalisasi sekarang, Wartawan harus melek teknologi. Paling tidak bisa mengoperasikan seperangkat alat penunjang peliputan.
“Wartawan harus bisa itu. Cara mengambil gambar, video atau mengoperasikan komputer,” tegasnya.
Pemaparan materi yang disampaikannya, memberikan masukan bagi Wartawan yang hadir saat itu. Bersamaan saat mengumumkan hasil UKW, Profesor menyampaikan maaf kepada peserta khususnya, apabila dalam pelaksanaan dirinya merasa menyakiti hati peserta.
“Kompetensi yang diraih saat ini, merupakan awal langkah nol kilometer memulai perjalanan kedepan. Jaga kompetensi anda sebaik-baiknya, karena kompetensi bisa saja digugurkan. Adapun untuk yang belum kompeten, besok masih ada banyak waktu untuk mengikuti UKW selanjutnya,” tutup Profesor Rajab dan diakhiri sesi poto bersama.
Editor : Totok Waluyo
Reportase : Totok Waluyo