Fauzan : Kedelai Mahal, Omset Berkurang

Editor : Totok Waluyo | Reportase : Totok Waluyo

Denpasar, Porosinformatif – Bahan dasar tempe atau tahu di awal tahun melejit hingga Rp9600 rupiah. Namun ini tidak menjadikan harga jual daripada tempe tahu naik di pasaran. Hingga menyebabkan omset penjualan mengalami penurunan yang sangat signifikan.

Fauzan pengusaha tempe ‘Rizky’ merupakan salah satu pelaku usaha yang terdampak. Menurutnya, meskipun harga bahannya naik, dirinya tidak bisa menaikan harga jualnya.

Terlebih di masa pandemi yang sebelumnya dalam sehari bisa memproduksi 3 kwintal kedelai, sekarang turun hampir setengahnya.
Kondisi inipun di perparah dengan naiknya harga bahan pokok yakni kedelai di awal tahun 2021.

“Ya kita hanya bisa menyiasati dengan mengurangi ukuran mas. Jadi kita masih bisa tetap jual dengan harga seperti biasanya,” ujar Fauzan asal Situbondo Jawa Timur kepada Porosinformatif di tempat usahanya Monang-maning Denpasar, Jum’at (8/1).

Disinggung perihal, kenapa tidak menggunakan kedelai lokal, dirinya menyampaikan, selain ketersediaan tidak begitu banyak, kedelai lokal cenderung berubah warnanya saat sudah menjadi hitam.

“Kualitasnya kurang bagus mas,” katanya.

Dirinya berharap, situasi dan kondisi seperti ini bisa kembali seperti semula. Hotel banyak pengunjungnya, Restoran juga buka, sehingga dirinya bisa memasok tempe ke pelaku usaha di bidang pariwisata.

“Nah kalo pariwisata masih seperti ini, hotel maupun restoran tidak ada pengunjung, saya tidak bisa pasok ke mereka,” tandasnya.

Bagaimanapun juga, menurut Fauzan tempe tahu adalah makanan pokok masyarakat Indonesia terlebih dari kalangan bawah.

Dirinya sangat mengharapkan peranan dan perhatian pemerintah kepada para pelaku usaha kecil seperti dirinya agar bisa bertahan dengan kondisi saat ini.(*)