Editor : Totok Waluyo | Reportase : Totok Waluyo
Denpasar, Porosinformatif – Pada bulan Januari 2021 Provinsi Bali kembali mencatat inflasi sebesar 0,79% (mtm), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi nasional sebesar 0,26% (mtm).
Berdasarkan perhitungan data BPS, inflasi terjadi di kedua kota perhitungan, yaitu Denpasar 0,77% (mtm) dan Singaraja 0,94% (mtm).
“Meskipun secara bulanan inflasi Bali lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi nasional, namun secara tahunan, inflasi Bali pada bulan Januari tercatat 1,02% (yoy) lebih rendah dibanding inflasi tahunan sebesar 1,55%,” terang Trisno Nugroho, Kepala Perwakilan wilayah Bank Indonesia Provinsi Bali di kantornya, Selasa (2/2).
Menurutnya, peningkatkan inflasi di bulan Januari terjadi karena adanya peningkatan harga pada kelompok volatile food dan administered prices.
Hal ini tercermin dari meningkatnya harga bahan makanan seperti cabai rawit dan daging ayam ras, serta harga yang diatur pemerintah seperti tarif angkutan udara serta rokok kretek filter.
“Meskipun demikian tekanan harga lebih mendalam tertahan dengan melandainya core inflation,” ujar Trisno.
Dalam keterangannya, lebih lanjut Trisno menyampaikan, untuk kelompok volatile food seperti cabai rawit, mangga, daging ayam ras, daging babi, dan tempe juga mengalami kenaikan harga sebesar 3,82% (mtm) dibandingkan bulan sebelumnya.
“Pun demikian peningkatan harga komoditas hortikultura disebabkan oleh masih terbatasnya pasokan di awal tahun pasca libur Nataru kemarin,” katanya.
Disinggung perihal kenaikan harga daging babi, Kepala Perwakilan wilayah Bank Indonesia Bali menyatakan, hal itu dikarenakan turunnya jumlah ternak babi secara signifikan.
“Iya diakibatkan oleh virus yang menyerang pada tahun 2020,” tandasnya.
Kelompok barang administered price juga tercatat mengalami peningkatan harga sebesar 0,50% (mtm). Dimana hal ini disebabkan naiknya tarif angkutan udara, meskipun lebih rendah dibandingkan pada bulan Desember 2020.
Sementara, kenaikan inflasi ini tidak dibarengi dari kelompok barang core inflation seperti tiket bioskop, sandal kulit pria dan shampoo.
Guna memastikan distribusi yang terjaga antar wilayah dan antar pulau, TPID Kabupaten/Kota serta Provinsi terus berupaya menjaga kestabilan pasokan dan harga di masyarakat.
Selain itu, TPID juga akan melakukan gerakan Lumbung Pangan untuk memastikan distribusi kepada seluruh lapisan masyarakat di Bali dan mendorong digitalisasi pada UMKM pertanian.
“Bank Indonesia memperkirakan inflasi pada Februari 2021 akan tetap terkendali,” tegasnya.
Meskipun demikian, curah hujan yang masih tinggi berpotensi untuk mengganggu musim tanam di triwulan I 2021.
Menghadapi potensi tantangan tersebut, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota perlu melakukan kerja sama antar daerah (terutama dengan daerah penghasil cabai rawit), mengoptimalkan pemanfaatan mesin CAS, dan mengimbau agar petani tetap menanam sesuai dengan siklusnya agar pasokan tetap mencukupi.
“Bank Indonesia pun juga terus mendorong pemanfaatan teknologi dalam pemasaran produk-produk pertanian (e-commerce) dan dalam produksi (digital farming),” pungkasnya.(*)