Editor : Totok Waluyo | Reportase : Totok Waluyo
Denpasar, Porosinformatif – Bank Indonesia optimis perekonomian Bali secara keseluruhan tumbuh positif pada triwulan II 2021.
Optimisme tersebut seiring dengan selesainya proses pemberian vaksin kepada masyarakat yang disertai menurunnya kasus Covid-19.
Sehingga, menurut Kepala Perwakilan wilayah Bank Indonesia Bali Trisno Nugroho, pertumbuhan positif ini didasari oleh kembalinya aktivitas ekonomi di berbagai sektor.
“Termasuk aktivitas konsumsi, investasi, kinerja fiskal serta ekspor dan impor,” katanya dalam acara obrolan santai BI bareng media di Denpasar, Selasa (23/2/2021).
Berdasarkan keputusan Rapat Dewan Gubernur tanggal 18 Februari 2021, Bank Indonesia kembali menurunkan suku bunga kebijakan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps, menjadi 3,50%.
Suku bunga Deposit Facility dan suku bunga Lending Facility masing-masing juga diturunkan, menjadi 2,75% dan 4,25%.
“Tingkat suku bunga tersebut adalah yang paling rendah sejak Bank Indonesia mulai memberlakukan BI7DRR sebagai suku bunga acuan pada 2016,” ujar Trisno.
Lebih lanjut Trisno menegaskan, keputusan ini konsisten dengan prakiraan inflasi yang tetap rendah dan stabilitas nilai tukar Rupiah yang terjaga, serta sebagai langkah lanjutan untuk mendorong momentum pemulihan ekonomi nasional.
Selanjutnya, BI juga berkoordinasi dengan Pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dengan fokus pada upaya untuk mengatasi permasalahan sisi permintaan dan penawaran dalam Paket Kebijakan Terpadu untuk Peningkatan Pembiayaan Dunia Usaha dalam rangka Percepatan Pemulihan Ekonomi.
Untuk mendukung implementasi program Pemulihan Ekonomi Nasional, dari awal tahun hingga 16 Februari 2021, BI telah melakukan pembelian SBN di pasar perdana sebesar Rp40,77 triliun.
“Yaitu Rp18,16 triliun melalui mekanisme lelang utama dan Rp22,61 triliun melalui Greenshoe Option (GSO),” terangnya.
Selain itu BI juga melakukan penambahan likuiditas di perbankan (Quantitive Easing) sebesar Rp23,81 triliun.
Trisno juga menyampaikan, di samping keputusan terkait suku bunga, Bank Indonesia juga mengambil beberapa langkah kebijakan.
“Ada tujuh langkah kebijakan kedepan guna meningkatkan perekonomian nantinya,” ujarnya.
Selain tujuh langkah kebijakan, selanjutnya Trisno juga merekomendasikan lima langkah strategis.
- Mendorong pelaku pariwisata untuk memperoleh sertifikat CHSE untuk meyakinkan bahwa Bali siap menerima wisatawan.
- Mendorong UMKM onboarding sehingga memperluas pemasaran.
- Mempercepat realisasi belanja daerah.
- Mendorong sektor pertanian untuk menerapkan GAP (Good Agriculture Practice), menggunakan teknologi digital dalam berproduksi (digital farming) dan memasarkan produknya melalui e-commerce.
- Mendorong pembayaran secara non tunai, utamanya menggunakan QRIS.(*)