BI Bali Dorong Gerakan Gemar Menanam dalam Rapat TPID Kabupaten Karangasem

Editor : Totok Waluyo | Reportase : Totok Waluyo

Karangasem, Porosinformatif – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Karangasem telah membentuk neraca pangan untuk menjaga keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, serta menjaga komunikasi yang efektif.

Hal ini disampaikan Bupati Karangasem I Gede Dana, S.Pd., M.Si saat memberikan sambutan dalam High Level Meeting di Ruang Wantilan Nawa Satya Kantor Bupati Karangasem, Senin (8/3/2021).

“Sejalan dengan tugas dari TPID, kebijakan Pemkab Karangasem dalam 5 tahun ke depan di bidang pertanian akan memprioritaskan kebijakan dan program pembangunan pangan dari hulu ke hilir,” ujar Gede Dana.

Guna mencapai target tersebut, Pemkab Karangasem mengambil langkah-langkah seperti melakukan penelitian dan pengembangan, kedua memetakan potensi pertanian, perkebunan, peternakan dan kelautan, ketiga mengembangkan potensi industri pengrajin arak tradisional, keempat program peningkatan kedaulatan pangan, melalui kedaulatan beras.

“Kelima mengembangan pertanian taman gumi banten, keenam mendorong pemanfataan secara optimal tanah pekarangan, lahan kosong dan lahan tidak produktif untuk ditanami sayuran dan buah-buahan, ketujuh pengembangan untuk pelestarian tanaman langka serta terakhir mendorong program revitalisasi subak lestari atau subak abadi,” terangnya.

Pada kesempatan tersebut, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Rizki Ernadi Wimanda mengapresiasi kehadiran Bupati Karangasem selaku pemimpin rapat.

Menurutnya, hal ini sesuai arahan Kementerian Koordinator Perekonomian selaku Ketua Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) di mana kehadiran Bupati/Wakil Bupati dalam rapat TPID sebagai wujud komitmen Kepala Daerah atas pelaksanaan program pengendalian inflasi di daerah.

Selanjutnya, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali memaparkan kondisi perekonomian dan inflasi Provinsi Bali, sekaligus perkembangan harga pangan strategis di Kabupaten Karangasem.

Secara umum, pemulihan ekonomi Bali menunjukkan adanya perkembangan positif, meskipun polanya masih melandai.

“Pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan IV 2020 tumbuh -12,21% (yoy), sedikit membaik dibanding triwulan III 2020 yang mencapai -12,32% (yoy),” kata Rizki.

Dari sisi perkembangan harga, Provinsi Bali mengalami deflasi -0,15% (mtm) pada Februari 2021. Meskipun mengalami penurunan harga secara umum.

Lebih dalam Rizki menerangkan, beberapa komoditas pangan justru tercatat mengalami kenaikan harga, diantaranya cabai rawit, cabai merah, daging babi, sawi hijau dan bayam.

Dalam jangka pendek, Rizki juga mengatakan untuk mengantisipasi empat komoditas menjelang Hari Raya Nyepi seperti telur ayam ras, bawang merah, cabai merah dan cabai rawit.

Hal ini terutama disebabkan oleh periode perayaan Nyepi yang berlangsung pada triwulan I, di mana pasokan masih belum optimal akibat curah hujan yang tinggi, serta peningkatan permintaan menjelang hari raya.

Berdasakan pemantauan harga pada 10 komoditas utama di Pasar Amlapura Timur lewat Sistem Informasi Harga Pangan Utama dan Komoditas Strategis (SIGAPURA), rata-rata kumulatif inflasi tahunan cabai rawit, daging babi dan minyak goreng terbilang masih tinggi (>8%) sehingga perlu mendapat perhatian lebih lanjut, terutama menjelang Hari Raya Nyepi.

Bank Indonesia merekomendasikan sejumlah kebijakan untuk pengendalian inflasi ke depan yaitu:

(1) Pelaksanaan program pengendalian inflasi sesuai kewenangan OPD dengan tetap mematuhi protokol kesehatan COVID-19.
(2) TPID menjamin kecukupan pasokan, kestabilan harga dan kelancaran distribusi sebelum pelaksanaan hari raya Nyepi.
(3) Mendorong kerja sama antar daerah.
(4) Mendorong pembentukan BUMD pangan.
(5) Pemanfaatan aplikasi digital dalam teknologi pertanian dan penjualan hasil pertanian.

Sebagai tindak lanjut rapat tersebut, TPID Kab. Karangasem menyepakati langkah strategis untuk memastikan kecukupan stok pangan di Kabupaten Karangasem berupa mendorong gerakan gemar menanam bahan pangan di lahan kosong dan pekarangan masyarakat.

“Gerakan ini diharapkan dapat mencukupi kebutuhan setiap rumah tangga di Kabupaten Karangasem secara mandiri untuk mendukung visi kedaulatan pangan oleh Pemkab Karangasem,” pungkasnya.(*)