Editor : Totok Waluyo | Reportase : Didik Harmadi
Malang, Porosinformatif – Badan Pengurus Harian (BPH) Seni Rupa Dewan Kesenian Malang menggelar pameran seni rupa bertajuk N-Battleground pada tanggal 9 hingga 13 April 2021 lalu.
Pameran yang diikuti 46 Seniman antar lintas generasi Kota Malang ini diadakan bertempat di gedung dan pendopo DKM Jl. Mojopahit No. 3 Malang dengan protokol kesehatan yang sangat ketat.
Akhmadi Budi Santoso atau biasa dipanggil Leck Budi selaku Kurator pameran mengatakan, dalam N-Battleground penikmat seni dan publik kota Malang bisa menyaksikan karya dari seniman yang jarang dipamerkan.
“Dimana karya yang dipamerkan merupakan karya dari Seniman antar lintas generasi, komunitas dan dari berbagai latar profesi yang terus produktif,” katanya.
Leck Budi menuturkan bahwa karya yang diusung dalam pameran sangat beragam, mulai dari karya drawing, lukisan, grafis, patung, instalasi, New Media Art, Object Art, Video Art, dan Instalation Sound Art.
“Begitu pula dengan tema, teknik, gaya, dan media yang digunakan seniman untuk mengekspresikan ide, gagasan dan pemikiran,” tambahnya.
Selain untuk menggalang seniman lintas generasi Kota Malang, N-Battleground juga dijadikan ajang untuk mempertontonkan capaian-capaian artistik kekinian seniman kota Malang.
Diantaranya ada Gatot Pujiarto, Antoe Budiono, Diaz Prabu, Bung Tiok, Chairul S Sabarudin, Dandung Prasetyo dan Widya Hadi, Nadia Agustina, Syarifuddin, Ariek Sugiharto Romy Setiawan, Aditya Nirwana (Gombloh), Yoga Mahendra serta Dadang Rukmana.
“Dari seniman muda dan mahasiswa ada beberapa nama yang dipandang cukup menjanjikan untuk kekaryaannya di masa akan datang antara lain; Yawara Oki R, Desi Dwi Lestari, Vicky, Eka Supriyandi dan kolaborasi Osyada-Vicko,” terangnya.
Sementara dari komunitas dan art space yang terlibat pameran antara lain Komunitas Pintu Belakang diwakili Chrisye, Jonathan dan Frizky. Komunitas Kentjing Anjing selain Tigis dan Suga ada Wibie Wardani dan Bobby Nugroho.
“Ahmad Fandi yang selama ini banyak mengerjakan karya mural dan grafiti bersama Lindri (Karmalonia) dan Prapto mewakili Semeru Art Space. Sedang Dapeng Gembiras yang selama ini aktif menyelenggarakan event tahunan Performance Art Malang Festival (PAMAFEST) bersama Gimbo Jimbe mewakili Kelompok Sak Sen,” beber Leck Budi.
Dari komunitas SAMIN ada Singgih Mula Nugroho, Victor Akbar dan Muhammad Wahidul. Sedang dari mantan mahasiswa seni rupa UB ada komunitas Taman Langit diwakili Chodir, Komunitas POHARIN diwakili Abqoriyin Hizan (Bucek) dan Brawijaya V yang selama ini banyak mengerjakan art project diwakili Figo Dimas Saputra, Lona Janesti Lopies, dan Hefidz.
“Kelompok Taman Api ada Masari Arifin yang selama ini dikenal lewat karya-karyanya yang mengeksplorasi media plastik dan S. Drajad dengan karya-karya abstraknya,” lanjutnya.
Melihat begitu banyaknya pelaku seni di kota Malang dengan capaian-capaian artistik yang luar biasa, Event N-Battleground diproyeksikan akan menjadi program 2 tahunan guna menunjukkan perkembangan seni rupa di kota Malang dan Indonesia.
Di waktu yang berbeda, Wazah salah satu pengunjung dalam pameran asal Malang berharap agar even ini terus berlanjut dan menjadi lebih besar dan baik.
“Bagaimanapun juga even ini memberikan pengaruh dan dampak secara umum pada seniman, masyarakat, komunitas budaya, lembaga penyajian, pemerintah, stage holder untuk bersinergi membangun peradaban,” pungkasnya.(*)