Editor : Totok Waluyo | Reportase : Buang Supeno
Malang, Porosinformatif – Direktur Center For Banking Crisis ( CBC) Jawa Timur H. Sugiharso mengajak warga Jatim untuk ingat akan mati.
Hal itu disampaikan dalam tausiahnya di Masjid Ramadhan Griya Shanta Malang, jelang sholat Taraweh, Jum’at ( 23/4/21).
Mengingat kematian sulit ditebak, kapan datang dan siapa yang dipanggil. Karena itu merupakan hak Prerogatif Allah SWT. Yang terpenting bagaimana untuk selalu siap dalam menjalani kehidupan dan siap menghadapi kematian.
“Dalam Al-Qur’an Surat Ali ‘Imran Ayat 185, disebutkan “ Kullu nafsin żā`iqatul maụt – setiap makhluk yang bernyawa pasti akan mati,” ujarnya.
Menurut Sugiharso, ayat ini mengandung kabar gembira sekaligus ancaman bagi orang yang membenarkan dan yang mendustakan. Karena Allah menjadikan kematian adalah akhir dari setiap makhluk hidup, baik itu manusia, malaikat, jin, atau hewan.
“Tidak ada seorang pun yang dapat lolos untuk tidak merasakan kematian,” tegasnya.
Ceramah H. Sugiharso sempat mengagetkan, karena selama ini LSM yang dipimpinnya fokus mengkritisi permasalahan perbankan dan persoalan menyangkut keuangan daerah serta keuangan Negara, justru kali ini berbicara masalah kematian.
Kata Sugiharso, kematian merupakan sebaik-baik nasehat. Kematian akan menambah pengetahuan terutama mengenai pemahaman misteri kehidupan.
Merenungkan makhluk-Nya berarti juga memikirkan kekuasaan Allah yang telah menghidupkan lalu mematikan makhluknya kembali.
“ Orang sakit atau sehat akan mati, orang kuat mati, mahasiswa dan dosen mati, tentara dan polisi mati, Ulama dan umaro mati, Presiden pun juga mati. Apalagi Wartawan dan Pengacara, termasuk saya , semua makhluk hidup akan mati. Mati itu tiba-tiba, tidak ada yang tahu jadwal kapan seseorang akan mati,” bebernya.
Oleh karena itu, dirinya mengajak untuk benahi dan siapkan diri sebaik mungkin.
Di bulan Puasa Ramadhan ini, Direktur CBC Jatim juga mengajak memperbanyak amal ibadah yang baik, misal lidah dan mulut jangan sampai basah karena ghibah melainkan karena seringnya istighfar, membaca Al-qur’an, berkata-kata yang baik kepada sesama serta memberbanyak bersedakah.
“Sedekah merupakan amalan yang dicintai Allah SWT. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya ayat Al-Qur’an yang menyebutkan tentang sedekah, salah satunya dalam surat Al-Baqarah ayat 271. Jika kamu menampakkan sedekah-sedekahmu, maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu dan Allah akan menghapus sebagian kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Maha teliti apa yang kamu kerjakan,” jelasnya.
H.Sugiharso menjelaskan dipilihnya topik tausiah itu karena terinspirasi dengan kematian Istrinya yang mendadak. Namun dia menyerahkan ke Allah, karena hal itu sudah tercatat di Lauhul Mahfudz, termasuk mereka yang meninggal karena terdampak Covid-19.
“Jangan terlalu berlebihan dalam menghadapi Covid-19, karena jika meninggal inangnya sekalian ikut mati (sudah tidak menular),” terangnya.
Namun faktanya, pemahaman tentang ini berbeda-beda di masyarakat. Ada yang menjauhi keluarga korban.
“Dan yang lebih ekstrim lagi sudah tidak hadir, justru membentuk narasi-narasi dan statemen yang menyakiti keluarga korban,” ungkapnya dengan nada senduh.
Sebelum mengakhiri tausiah, H.Sugiharso melantunkan lagu ciptaan Bimbo, dengan judul Hidup dan Pesan Nabi.
“Pesan Nabi tentang Mati, Jangan takut mati karena pasti terjadi, Setiap insan pasti mati, Hanya soal waktu, Pesan Nabi tentang mati, Janganlah minta mati datang kepadamu, Janganlah kau berbuat menyebabkan mati”.(*)