Trisno Nugroho: Gantung Perekonomian di Satu Sektor, Rentan Akan Goncangan

Editor : Totok Waluyo | Reportase : Totok Waluyo

Denpasar, Porosinformatif | Situasi dan kondisi perekonomian di masa pandemi merupakan pelajaran berharga bahwa perekonomian yang terlalu bergantung pada satu sektor, menjadikan kinerja perekonomian sangat rentan terhadap goncangan.

Ungkapan yang disampaikan Kepala KPwBI Provinsi Bali, Trisno Nugroho, saat memberikan sambutan Webinar Nasional dengan tema “Meningkatkan Ketahanan Ekonomi Daerah”, Rabu (9/6/2021).

Mengawali kata dengan pantunnya,

Putihnya pasir pantai Senggigi
Tak jauh dari kota Mataram
Kami ucapkan selamat pagi
Kepada para hadirin sekalian

Trisno Nugroho ingin mengajak kepada segenap pihak untuk bekerjasama dan berkolaborasi mencari solusi dari permasalahan ini.

Pihaknya menyatakan, diperlukan sumber pertumbuhan baru (new growth engine) untuk menopang pertumbuhan yang sustainable dan resilience, antara lain melalui digitalisasi sektor pertanian, ekonomi kreatif, dan sektor pendidikan.

Dirinya juga menyampaikan bahwa terdampaknya ekonomi Bali secara signifikan akibat pandemi Covid-19 tidak terlepas dari ekonomi Bali yang sangat bergantung pada sektor pariwisata.

“Pada tahun 2019, pariwisata diperkirakan berkontribusi sebesar 52% pada ekonomi (PDRB) Bali,” ujarnya.

“Namun pada tahun 2020 mengalami penurunan secara signifikan sebesar -82%,” imbuhnya.

Dirinya menyebut, penurunan penerimaan devisa pariwisata ini akibat penurunan kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali dari sekitar 6,28 juta wisman tahun 2019 menjadi hanya 1,05 juta wisman tahun 2020.

Sementara Deputi Gubernur Bank Indonesia, Rosmaya Hadi, dalam pemaparannya optimis perbaikan ekonomi global di tahun 2021 diproyeksikan lebih kuat.

Hal ini dikarenakan adanya akselerasi vaksinasi Covid-19 dan stimulus fiskal maupun moneter khususnya di negara maju.

Pihaknya juga menjelaskan, pertumbuhan ekonomi domestik juga masih tertahan karena batasan mobilitas masyarakat di triwulan I tahun 2021.

Berdasarkan data dari BPS, pada triwulan I tahun 2021 pertumbuhan ekonomi Bali tumbuh -9,85% (yoy), meskipun masih di angka minus. Namun angka ini masih lebih baik dari tahun sebelumnya di angka -12,21% (yoy).

Dalam arahannya Gubernur Bali Wayan Koster saat menjadi narasumber menyampaikan, akan mengubah dan mentransformasi ekonomi Bali, seperti mengubah struktur perekonomian dari sektor dengan produktivitas lebih rendah
menjadi sektor dengan produktivitas tinggi (misal pertanian sederhana menjadi Pertanian 4.0).

Selain itu, dirinya juga akan mengimplementasikan strategi-strategi dalam pemulihan perekonomian, seperti:

  1. Optimalisasi jangkauan Vaksinasi;
  2. Refocusing APBD untuk penanganan Covid
    19;
  3. Mempercepat belanja pemerintah (APBD/APBN), seperti: Hibah, belanja modal, dan pengerjaan proyek2 infrastruktur strategis;
  4. Memastikan kesiapan penerapan protokol CHSE pada sektor pariwisata;
  5. Memfasilitasi program PEN bagi masyarakat/kelompok yang berhak mendapatkan.

Acara yang juga diikuti oleh dua kepala daerah lainnya yaitu, Gubernur NTB, Zulkieflimansyah PhD dan Gubernur NTT, Dr. Viktor Laiskodat menjadikan diskusi semakin menarik disimak.(*)