Editor: Totok Waluyo | Reportase: Rizka Septiana
Jakarta, Porosinformatif | Akses teknologi informasi dan internet untuk anak-anak sudah tidak bisa dihindari. Apalagi, sejak pandemi mereka diharuskan menggunakan internet untuk melakukan sekolah dari rumah.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) bersama UNICEF melakukan penelitian bertajuk Keamanan Penggunaan Media Digital pada Anak dan Remaja di Indonesia. Studi ini melihat aktivitas dan perilaku online di kalangan anak serta remaja.
Studi tersebut mencatat setidaknya 30 juta anak-anak sekaligus remaja di Indonesia merupakan pengguna internet. Mayoritas mereka juga menggunakan media digital sebagai pilihan utama saluran komunikasi yang digunakan.
Internet sendiri sebetulnya sangat bermanfaat bagi anak-anak. Mereka dapat banyak belajar, melatih kognitif, menambah pengetahuan, sampai mencari hiburan harian. Studi tersebut di atas juga menyampaikan bahwa ada kebutuhan anak dalam mengakses internet.
Anak-anak memiliki tiga motivasi utama untuk mengakses internet. Di antaranya adalah mencari informasi, terhubung dengan teman lama dan baru, serta hiburan. Tugas-tugas sekolah juga mendorong mereka menggunakan lebih banyak waktu mengakses internet.
Namun, ada juga pengaruh negatif yang memerlukan peran ibu dalam menjaganya. Internet dapat membawa pengaruh kurang baik pada anak melalui konten yang tidak terarah isi dan temanya. Selain itu, anak juga rawan menjadi korban bullying digital dari media sosial. Di sinilah ibu sebaiknya bisa mengawasi anak-anak dalam menggunakan internet.
Sebelum membebaskan akses internet untuk anak, pastikan ibu memberikan pemahaman tentang batasan privasi di dunia maya. Jangan sampai anak-anak dengan polosnya menuliskan nomor handphone, email, dan alamat rumah di media sosial.
Berikan juga pengarahan pada mereka untuk tidak mengunggah foto-foto yang pribadi atau terlalu vulgar. Hindari juga foto tempat tinggal agar tidak menjadi sasaran penculikan atau pencurian dari orang tidak bertanggung jawab.
Anak-anak juga sebaiknya diajari tentang cyber bullying yang rawan mendatangi kehidupan mereka. Perundungan di dunia maya kini sering terjadi karena lebih mudah bagi pelaku untuk melontarkan kata-kata buruk atau tulisan tidak baik di media sosial anak-anak tanpa diketahui pribadinya.
Jelaskan pada anak untuk tidak menjalin hubungan dengan orang tidak dikenal. Berikan juga mereka informasi bahwa perundungan memiliki jeratan hukum yang sah di Indonesia. Hal ini agar anak sendiri tidak menjadi pelaku bullying di dunia maya.
Ibu juga sebaiknya jadi orang tua yang melek teknologi. Generasi anak-anak sekarang adalah generasi alpha atau generasi yang lahir di dunia digital. Angkatan ini akrab dengan teknologi dan kehidupannya pun tidak dapat dipisahkan.
Awasi terus akses internet anak. Ikuti juga perkembangan konten terbaru agar dapat mengarahkan berbagai konten yang baik dan tidak baik diakses oleh anak-anak.
Ibu juga bisa memanfaatkan fitur parental control. Fitur ini ada agar orang tua bisa mengatur situs dan konten seperti apa yang dapat diakses oleh anak-anak. Mesin pencari Google pun memberikan pengaturan ini lewat ‘safe search’, sehingga anak tidak terpapar situs yang berbahaya.
Jangan sampai anak kecanduan untuk mengakses situs yang tidak mendidik sehingga mempengaruhi karakter sekaligus kebiasaannya. Batasi anak agar tahu bahwa dia sendiri tidak diizinkan untuk mengakses berbagai situs dewasa, seperti pornografi, game online, situs judi atau situs kencan dewasa.
Saat ini, ada juga batasan yang diberikan dari perangkat ponsel atau komputer untuk menerapkan cara berinternet yang baik bagi anak. Misalnya, dengan fitur pembatasan waktu atau memberikan keleluasaan bagi orang tua untuk mengunci perangkat anak dari jarak jauh. Orang tua juga bisa melihat aplikasi yang dimiliki anak.
Maka, penting sekali bagi ibu untuk memantau aktivitas internet anak secara berkala. Ciptakan juga komunikasi yang baik agar mereka tidak merasa diawasi terlalu keras dan hanya pada kadar sewajarnya.
Buatlah kesepakatan dengan anak tentang waktu yang bisa mereka habiskan untuk mengakses informasi di internet. Ibu juga sebaiknya selalu mengingatkan anak untuk melakukan berbagai aktivitas lainnya.
Bagaimana pun, dunia anak yang sebenarnya ada di dunia nyata dan melakukan berbagai aktivitas yang sehat untuk tubuh. Bukan hanya tentang mengakses internet dan media sosial saja. Cegah sejak dini untuk akses informasi yang sehat bagi anak-anak. (*)