Editor: Totok Waluyo | Reportase: Rizka Septiana
Jakarta, Porosinformatif | Generasi Z dianggap sebagai generasi masa depan Bangsa Indonesia. Generasi ini dinilai mampu menjadi penerus pemimpin saat ini karena dinilai menguasai perkembangan teknologi saat ini.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), demografi Indonesia saat ini mengalami perubahan. Lebih dari 50 persen didominasi oleh usia produktif yang berasal dari generasi Z dan milenial. Dari perubahan ini diharapkan akan menjadi kunci pemulihan ekonomi Indonesia di masa depan.
Adapun berdasarkan data tersebut, generasi Z mendominasi sebesar 27,9 persen, dan millenial sebanyak 25,87 persen. Pada penyedian lapangan kerja dan iklim usaha diharapkan generasi ini semakin berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Generasi Zaman Now ini merupakan kumpulan orang yang termasuk ke dalam generasi ini adalah mereka yang lahir di tahun 1995 sampai dengan 2010. Mereka juga sering disebut sebagai generasi gadget.
Pengenalan gadget sudah dirasakan oleh generasi tersebut sejak dini. Maka tak heran, secara otomatis pengenalan teknologi dan dunia maya ini sangat berpengaruh pada perkembangan kehidupan dan kepribadian generasi tersebut.
Di samping itu, Generasi Z digadang-gadang mampu memulihkan perekonomian Indonesia di masa depan. Pasalnya, mereka tak lepas dari perkembangan teknologi era digitalisasi. Apalagi saat ini Indonesia mampu menumbuhkan ekonomi digital.
Maka dari itu, melihat tumbuhnya ekonomi digital di Indonesia, dibutuhkan kontribusi dari generasi Z agar mendapatkan nilai positif bagi perekonomian nasional.
Google juga memprediksi ekonomi digital Indonesia akan memberikan kontribusi pada perekonomian sebesar US$124 miliar pada 2025, seperti tertulis dalam laporan East Ventures Digital Competitiveness Index (EV-DIC) 2021.
Melihat hal itu, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad mendukung kontribusi generasi muda, khususnya gen Z dan millenial dapat berkolaborasi untuk mengambil peran dan peluang dalam pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.
“Anak muda dan teknologi digital harus diarahkan pada hal yang positif, maka dari itu saya berharap potensi pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia ini adalah momentum bagi generasi muda kita, khususnya gen Z dan milenial dapat berkolaborasi untuk mengambil peran dan peluang tersebut,” kata Dasco.
Berdasarkan hasil Sensus 2020, jumlah generasi Z mencapai 75,49 juta jiwa atau setara dengan 27,94 persen. Sementara itu, jumlah penduduk paling dominan kedua berasal dari generasi millenial sebanyak 69,38 juta jiwa penduduk atau sebesar 25,87%. Jumlah generasi muda di Indonesia mendominasi dari total seluruh populasi penduduk di Indonesia.
Lebih Pandai
Berbagai studi menemukan bahwa generasi Z Indonesia memiliki kelekatan tingkat tinggi dengan mobile internet. Bahkan ada subsegmen generasi Z yang tidak pernah menggunakan desktop komputer. Mereka menggunakan laptop, sabak, ponsel, dan piranti lainnya untuk terkoneksi dengan internet.
Saat generasi Z Indonesia dibandingkan generasi Z negara-negara lain, mereka juga menunjukkan karakter yang cukup menarik khususnya dalam hal kebahagiaan dan membangun bisnis sendiri.
Hasil survei kepada generasi Z di 20 negara oleh Varkey Foundation (2017), yang kemudian dibuat laporan dengan judul “Generation Z : Global Citizenship Survey” ditemukan bahwa generasi Z Indonesia menempati peringkat teratas sebagai generasi paling bahagia (92%), yang kemudian disusul Nigeria (85%), dan Israel (78%). Angka tersebut jauh diatas rata-rata dunia sebesar (68%).
Saat ada dalam rentang usia yang sama, generasi Z secara umum lebih pandai dibandingkan dengan generasi X, Y, dan generasi lain yang lebih senior. Meski ada diantara mereka yang lahir saat Indonesia sedang krisis ekonomi, mereka besar saat Indonesia menikmati masa-masa pertumbuhan ekonomi yang baik dan berkelanjutan.
Melihat peluang dari Generasi Z, Ketua DPR RI Puan Maharani mendukung Generasi Z bisa mengubah Indonesia di masa mendatang dan menjadi titik awal perjalanan baru bangsa.
“Generasi Z ini adalah generasi yang akan mengubah Indonesia. Dalam alfabet, huruf Z dianggap huruf yang terakhir. Tetapi, saya justru melihat generasi Z sebagai titik awal perjalanan baru bangsa Indonesia,” ujar Puan.
Puan menyampaikan pihaknya akan selalu mendengarkan kritik dan masukan dari Generasi Z dengan tangan terbuka selama disampaikan secara santun, tidak memakai bahasa kasar, tidak memaki, dan tidak berdasarkan hoaks.
“DPR sebagai rumah itu menerima masukan dan kritikan, termasuk dari anak-anak muda seperti yang mengikuti Parlemen Remaja saat ini,” ucap Puan. Lebih lanjut, Puan berkata, keberlangsungan masa depan Indonesia akan terwujud saat para remaja berperan aktif menjaga identitas bangsa Indonesia, termasuk Pancasila yang merupakan ideologi bangsa.(*)