Editor: Totok Waluyo | Reportase: Totok Waluyo
Denpasar, Porosinformatif | Bank Indonesia wilayah Provinsi Bali kembali melaksanakan survey bicara guna membahas perkuatan resiliensi (ketahanan, kemampuan) dunia usaha di era PPKM Darurat.
Sesuai amanat pasal 14 UU No. 23
tahun 1999, yang telah diubah terakhir dengan Undang-undang No. 6 tahun 2009, Bank
Indonesia dalam menjalankan mandatnya, dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan
moneter, stabilitas sistem keuangan dan sistem pembayaran memerlukan data/informasi
ekonomi dan keuangan terkini secara tepat waktu dan akurat.
Dalam beberapa minggu terakhir, kasus COVID-19 di Indonesia menyentuh angka yang
tinggi sehingga mendorong pemerintah menetapkan adanya PPKM Darurat termasuk juga di provinsi Bali.
“Meskipun demikian, vaksinasi COVID-19 yang terus digencarkan oleh pemerintah dengan target vaksinasi 1 juta per hari, bahkan Pak Presiden Jokowi mengarahkan untuk dinaikkan menjadi 2 juta per hari pada bulan Agustus nanti tentunya akan memberikan optimisme terhadap pemulihan kondisi Indonesia ke depan termasuk dalam hal perekonomian,” ujar Kepala KPwBI Bali, Trisno Nugroho dalam zoom meeting, Kamis (15/7/2021).
Pihaknya menyatakan, vaksinasi juga harus terus diiringi dengan penerapan protokol Kesehatan yang ketat.
Di masa yang penuh dengan ketidakpastian terutama dalam pandemi COVID-19 seperti saat ini, peran data dan informasi terutama melalui survei menjadi hal yang penting.
Menurutnya, data dan informasi tersebut berperan sebagai leading indicator penyusunan perkiraan perkembangan perekonomian ke depan yang pada akhirnya bermuara untuk menentukan arah kebijakan perekonomian nasional.
Bank Indonesia saat ini berupaya agar analisis dan asesmen yang disusun selalu forward looking terhadap perekonomian ke depan. Dengan demikian, kebijakan yang diambil dapat bersifat mengantisipasi atau mendahului situasi yang mungkin akan terjadi ke depan.
“Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan berbagai survei baik yang bersifat rutin maupun
insidentil yang dilaksanakan di seluruh provinsi di Indonesia termasuk Bali,” terangnya.
Ia juga menambahkan, survey yang dilakukan oleh Bank Indonesia bertujuan untuk mengetahui secara lebih dini mengenai perkembangan harga dan kondisi perekonomian ke depan.
Diseminasi terkait Perkembangan Ekonomi Bali Terkini yakni kondisi triwulan II 2021 akan terus dilakukan.
Sehingga diharapkan, dapat mengetahui bagaimana perkembangan perekonomian baik dari sisi rumah tangga maupun dunia usaha.
“Beberapa survey yang kami lakukan adalah Survey Konsumen (SK) untuk mengetahui perkiraan konsumsi Rumah Tangga ke depan, kedua survey Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) untuk mengetahui indikasi perkembangan kegiatan ekonomi di sektor riil secara triwulanan, serta survey Penjualan Eceran (SPE) untuk melihat pergerakan nilai penjualan di tingkat eceran,” beber Trisno.
Di samping itu, Bank Indonesia Provinsi Bali juga menyelenggarakan survey insendentil sesuai dengan kondisi dan kebutuhan data terkini.
Survei-survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia tersebut juga sesuai dengan best practice yang dilakukan oleh bank-bank sentral di beberapa negara maju maupun negara berkembang lainnya.
Kinerja ekonomi diharapkan dapat tergambar dari hasil survei serta menjadi salah satu tools yang kuat dalam memberikan gambaran komprehensif tentang perkembangan ekonomi secara regional maupun cakupan nasional.(*)