Editor: Totok Waluyo | Reportase: Rizka Septiana
Jakarta, Porosinformatif | Penikmat film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) 2 mungkin familiar dengan adegan di mana Rangga mengajak Cinta menonton pertunjukan teater boneka. Rangga dan Cinta tampak begitu menghayati menyaksikan kisah sepasang boneka laki-laki dan perempuan yang sedang bersedih karena sang laki-laki harus pergi dan meninggalkan kekasih hatinya.
Ternyata, teater boneka tersebut betulan ada di Yogyakarta. Namanya Papermoon Puppet Theater. Nama ini mengandung makna filosofis begitu dalam, yaitu yang sederhana bisa menjadi istimewa.
Boneka kertas yang digunakan di teater tersebut memang diciptakan dari bahan-bahan sederhana. Bahan yang digunakan antara lain kertas, isolasi kertas, dan bambu atau rotan. Boneka ini dibuat sendiri oleh tangan pendiri Papermoon Puppet Theater, Maria Tri Sulistyani atau biasa dipanggil Ria.
Selain membuat boneka, Ria juga berperan sebagai sutradara, direktur artistik, dan pemain boneka. Wanita kelahiran 40 tahun silam ini sudah melakoni bidang teater boneka sejak 2006. Saat itu, Ria mendirikan Papermoon sebagai sanggar anak yang diisi oleh para relawan.
Ada alasan tersendiri mengapa ia memilih teater boneka. Menurut Ria, dengan memainkan boneka, pemain teater boneka akan fokus dengan cerita yang ingin disampaikan lewat medium boneka tersebut. Mereka tidak akan terhalang dengan pemikiran akan diri mereka sendiri.
Ria juga menganggap bahwa memainkan teater boneka itu sebenarnya bisa belajar untuk lebih tulus. Anggota Papermoon juga ingin membawa spirit tersebut dan menyebarkan semangat ini.
Sayangnya, aktivitas Papermoon sempat terhenti saat gempa besar mengguncang Yogyakarta pada 2007. Setelah gempa, jumlah relawan yang datang ke sanggar tersebut semakin berkurang. Hingga akhirnya hanya tersisa Ria dan Iwan, yang kini menjadi suaminya.
Ria dan Iwan tetap ingin mempertahankan Papermoon. Bahkan, mereka ingin menjadikannya lebih profesional dengan membentuk Papermoon Puppet Theater.
Mereka menerapkan ilmu yang mereka peroleh saat mengenyam pendidikan teater di Amerika Serikat selama enam bulan (2009-2010) untuk membuat Papermoon Puppet Theatre benar-benar ‘hidup’.
Di sana, mereka telah mewawancara 70 seniman teater boneka dan menonton berbagai pertunjukan untuk memperkaya pengetahuan mereka. Setibanya kembali di Tanah Air, Ria dan Iwan fokus mengembangkan Papermoon Puppet Theatre.
Terkenal Hingga Mancanegara
Keseriusan Ria dan Iwan dalam mengembangkan Papermoon Puppet Theatre membuahkan hasil manis. Mereka berhasil membuat teater boneka dapat menjadi salah satu aktivitas seni yang diperhitungkan di Yogya.
Bahkan, Papermoon Puppet Theatre sudah pernah berkolaborasi dengan musisi dan film terkenal, serta pentas di berbagai negara.
Papermoon Puppet Theatre memiliki studio sendiri di Bantul, Yogyakarta. Studio berbentuk rumah ini menjadi tempat pentas teater sekaligus tempat souvenir teater boneka dijual.
Di studio ini pula tim Papermoon yang terdiri dari lima orang menyiapkan segala keperluan pementasan.
Meskipun timnya hanya berisikan lima orang, mereka mampu selalu menyuguhkan pertunjukan yang apik dan digandrungi para pecinta seni. Tak mengherankan bila mereka banyak diajak bekerja sama dengan pelaku seni lainnya.
Selain tampil di film AADC 2, Papermoon juga pernah berkolaborasi dengan band Mocca dan tampil di konser Manusia Kuat dari Tulus.
Pecinta seni yang menggandrungi Papermoon Puppet Theatre tak hanya berasal dari Indonesia, tetapi juga dari mancanegara. Mereka telah pentas di berbagai negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Australia, dan Inggris. Hingga saat ini, mereka sudah mengunjungi 15-17 negara dan itu semua diundang langsung.
Mereka dibebaskan untuk membawakan kisah apa pun dan cerita yang mereka bawakan setiap kali pentas selalu berbeda. Biasanya mereka akan melakukan riset terlebih dahulu sebelum pentas. Namun, kisah yang dibawakan tak pernah jauh dari kehidupan sehari-hari.
Misalnya, kisah Secangkir Kopi dari Playa yang tampil di film AADC2. Kisah ini menceritakan tentang seorang pelajar yang harus berpisah dengan orang-orang tercinta karena harus menuntut ilmu di luar negeri dan tak bisa kembali, walau rindu menghantui.
Apabila Anda tertarik dengan Papermoon Puppet Theatre, ada berbagai cara untuk menikmati pertunjukan mereka. Anda bisa menonton pertunjukannya, menghadiri workshop-nya, atau menghadiri festival teater boneka internasional yang mereka selenggarakan dua tahun sekali di Yogyakarta.
Tak hanya itu, Anda juga bisa mengikuti kelas seni yang mereka selenggarakan. Ria tak pernah pelit berbagi ilmu tentang pembuatan boneka kertas dan hal-hal yang terkait dengan seni pertunjukan. Segala informasi tentang kegiatan mereka bisa Anda dapatkan melalui media sosial Papermoon.(*)