Upaya Memulihkan Perekonomian, Simak Strategi Pemprov Bali dalam Survey Bicara

Editor: Totok Waluyo | Reportase: Totok Waluyo

Denpasar, Porosinformatif | Provinsi Bali yang sudah dikenal dengan sebutan pulau pariwisata, sungguh sangat terpukul dengan adanya pandemi Covid-19.

Pariwisata yang merupakan sektor tersier, jika di presentasikan diangka 68.33% setelah sektor sekunder (industri kecil dan menengah) sebesar 15.99% dan sektor primer (pertanian) sebesar 15.68% bisa dibilang mati suri di masa pandemi, apalagi di era PPKM Darurat sekarang ini.

Kepala Bappeda Provinsi Bali, I Wayan Wiasthana Ika Putra, S.Sos., M.Si yang diwakili Made Sudiarta dalam materinya saat zoom meeting ‘Surya‘ menyampaikan, bahwa berdasarkan data yang dirilis BPS, kondisi makro ekonomi Provinsi Bali di tahun 2020 mengalami penurunan sangat signifikan.

Tampak dari diagram menunjukkan, bahwa pertumbuhan ekonomi terealisasi di angka -9,31% dan diiringi naiknya presentase angka kemiskinan yang sebelumnya di angka 3,61% menjadi 4,45% di era pandemi.

Tidak hanya itu, tingkat pengangguran terbuka pun juga mengalami kenaikan di angka 5,63% yang di tahun sebelumnya di angka 1,52%.

Oleh karenanya, beberapa faktor penunjang yang nantinya diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Bali tahun 2021 harus dipercepat seperti: pembangunan infrastruktur transportasi massal yakni jalan tol Gilimanuk-Mengwi, pembangunan jalur kereta api listrik dari bandara menuju Kuta, serta pembangunan pelabuhan segitiga emas Klungkung daratan dan Nusa Ceningan dan Nusa Penida.

Selain itu, dalam upaya pemulihan sektor pariwisata seiring dengan pemulihan ekonomi, Bappenas merekomendasikan transformasi ekonomi Bali baik pada jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang.

Adapun strategi Pemerintah Provinsi Bali dalam jangka pendek, Made Sudiarta menyebutkan lima langkah:

  1. Optimalisasi jangkauan vaksinasi,
  2. Recofusing APBD,
  3. Percepat belanja pemerintah,
  4. Pastikan kesiapan protokol CHSE,
  5. Fasilitasi program PEN bagi masyarakat.

Pihaknya menegaskan dalam closing statement, bahwa perlunya penguatan di sektor primer untuk mendukung sektor unggulan yaitu industri dan jasa.(*)