Wujud Nyata Demokrasi, Pemilihan RW Rasa Gubernur

Editor: Totok Waluyo | Reportase: Buang Supeno

Malang, Porosinformatif | Perumahan Permata Regency Satu Desa Ngijo Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang, Jawa Timur menggelar pemilihan Rukun Warga (RW) 12 dengan cara menjemput bola yaitu ‘door to door‘, pada hari Minggu (18/7/2021).

“Melalui cara tersebut setidaknya meningkatkan minat warga memilih,” kata Sisworo Ketua Panitia.

Ia menambahkan, pemilihan Ketua RW secara langsung ini merupakan yang pertama kalinya dan ini bukanlah ajang persaingan melainkan kebersamaan.

Pemilihan langsung Ketua Rukun Warga (RW) yang dikemas ala pencoblosan dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) seperti tersedianya tempat pemungutan suara (TPS), namun kali ini bukan warga yang hadir di TPS, melainkan petugas yang mendatangi rumah penduduk yang mempunyai hak suara.

TPS yang sejumlah petugas selayaknya tim Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan bilik suara datang ke rumah masing-masing warga yang memiliki hak suara.

Satu per satu warga yang telah terdaftar sebagai pemilih, didatangi rumahnya untuk menunjukkan identitas kepada petugas di pintu masuk rumahnya.

Kemudian petugas memanggil pemilih berdasarkan daftar pemilih tetap (DPT) dan memberikan surat suara. Pemilih selanjutnya masuk rumah dan mencoblos surat suara yang terlampir gambar calon Ketua RW 12.

Surat suara yang sudah dicoblos dimasukkan ke kotak suara. Bukti telah mencoblos pemilih membubuhkan tanda tangan di kertas yang sudah disiapkan .

Sebuah percontohan kecil upaya warga untuk memberi kebebasan terhadap seseorang dalam menentukan sosok pemimpin yang dinilainya patut dijadikan suri tauladan.

Kali Pertama Terjadi

Kepala Desa Ngijo Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang Jawa Timur, M. Mahdi Maulana menyampaikan, kegiatan seperti ini baru kali pertama digelar di wilayahnya.

Pemilihan Ketua RW yang dilaksanakan ala pencoblosan pilkada ini muncul atas gagasan warga sendiri. Pihak desa pun mewujudkan keinginan warga karena secara tak langsung justru menanamkan pendidikan politik yang jujur dan adil dalam kebersamaan serta kesamaan tujuan.

“Ada 478 pemilih yang terdiri dari bapak-bapak dan ibu-ibu. Petugas yang diterjunkan dalam pemilihan ketua RW ini adalah para ketua RT yang dibantu para relawan. Hari ini mereka semua berkumpul membiasakan arti demokrasi sesungguhnya. Ini sejarah dan pertama kali di desa kami, bahkan baru pertama kali di Ngijo, Saya bangga dan ini elegant serta megah,” ujar Mahdi Maulana yang menyaksikan proses pemungutan suara.

Pergantian Ketua RW yang diikuti di RT 01-RT 08 Permata Regency Satu Desa Ngijo, ini digelar karena Ketua RW 12 yang lama, Eko Purwanto sudah berakhir masa jabatannya selama lebih dari 9 tahun.

Menjadi Contoh

Dalam kegiatan yang berlangsung hampir dua jam ini, Ketua RW terpilih langsung diumumkan dihadapan masyarakat dengan disaksikan para perangkat desa.

Ketua Panitia Sisworo membacakan surat suara secara bertahap. Petugas yang lain mencatat suara warga di papan tulis.

Ada 4 calon Ketua RW 12, yakni Kokoh Wardana, Sajoko, Joko Budi Santoso dan Faesal Efendi. Keempat calon ini pun didatangkan dan duduk berdampingan di lokasi TPS.

Masing-masing calon Ketua RW 12, sebelum dilakukan proses pemilihan, mereka melakukan pemaparan visi-misi dihadapan Panitia Pemilihan. Bagaimana konsep mereka seandainya menjadi ketua RW terpilih.

“Demokrasi seperti inilah yang kami harapkan. Meski dari tingkat paling kecil, prosesnya jujur dan damai tanpa pelanggaran. Siapa pun terpilih, kami senang dan mendukung. Semoga bisa menjadi contoh bagi semua,” kata Sisworo ketua Panitia.

Dari hasil penghitungan suara, Faesal Efendi-lah yang akhirnya terpilih menjadi Ketua RW 12 Perumahan Permata Regency Satu Desa Ngijo Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang.

Ia menyisihkan 3 kandidat lain dengan memperoleh 190 suara, disusul Joko Budi Santoso 140 suara sedangkan Kokoh Wardana mendapatkan 67 suara dan Sajoko 30 suara.

“Terima kasih sudah mempercayakan saya. Saya akan melanjutkan program terdahulu, seperti pemberdayaan masyarakat dan menyatukan warga yang mungkin ada beda pendapat dalam proses pemilihan ini. Selama ini warga hidup dinamis dalam kesederhanaan. Selain mengajarkan demokrasi yang baik, pemilihan ketua RW ala pencoblosan pilkada ini adalah wujud kerukunan dan toleransi di desa kami. Meski berbagai macam agama, kami semua saling menyayangi dan mendukung,” terang Faesal Effendi bangga.(*)