Ucapkan Selamat Idul Adha, Puan Imbau Gotong Royong Mengatasi Pandemi

Editor: Totok Waluyo | Reportase: Rizka Septiana

Jakarta, Porosinformatif | Perayaan Idul Adha di beberapa wilayah Indonesia tahun ini sedikit berbeda dari sebelumnya. Pasalnya tingginya angka kasus Covid-19 di Indonesia membuat perayaan itu sepi, bahkan masyarakat diimbau untuk menjalankan shalat di rumah saja.

Hal itu dinilai untuk menekan angka penyebaran virus Covid-19 di tengah masyarakat. Tak hanya itu, dalam penyembelihan hewan kurban, pemerintah mengimbau untuk memotong hewan kurban H+1 setelah Hari Raya Idul Adha.
Perlu diketahui, Berdasarkan data pemerintah yang disampaikan BNPB, Senin (19/7/2021), ada 1.338 orang meninggal dunia.

Dengan 1.338 orang meninggal dunia, berarti itu adalah rekor tertinggi kematian COVID-19. Rekor tertinggi sebelumnya tercatat pada 17 Juli dengan 1.205 orang meninggal dunia.

Angka kasus harian hari ini menunjukkan ada 34.257 kasus baru COVID-19. Total angka kasus terkonfirmasi COVID-19 di Indonesia menjadi 2.911.733 kasus.
Total kasus aktif ada 542.938 kasus aktif, meningkat sebanyak 702 kasus aktif baru.

Melihat hal itu, Wakil Presiden Maruf Amin meminta umat Islam, khususnya di Jawa dan Bali dan zona merah lainnya untuk melaksanakan shalat Idul Adha di rumah masing-masing.

Selain itu, umat Islam juga diimbau melakukan pemotongan hewan kurban di Rumah Pemotongan Hewan (RPH), serta mengatur distribusinya dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat.

Pernyataan Maruf Amin ini karena Idul Adha dilakukan di tengah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa-Bali dan daerah lainnya.

Wapres menegaskan, kebijakan PPKM Darurat yang diambil pemerintah bukan untuk menghalangi umat Islam beribadah berjamaah di masjid. Namun, untuk melindungi masyarakat dari bahaya penularan Covid-19.

“Berjamaah (Shalat Idul Adha) itu hukumnya sunah, tetapi menjaga diri dari wabah Covid-19 hukumnya wajib, (sehingga) hal yang wajib harusnya didahulukan daripada yang sunah,” ujarnya.

Tak hanya Wapres, Ketua DPR RI, Puan Maharani mengajak para pemuka agama agar dapat turut serta mensosialisasikan perayaan Idul Adha dengan melaksanakan di rumah dikarenakan pandemi Covid-19 masih terjadi.

Ia ingin dalam situasi sekarang semua pihak dapat mengedepankan keselamatan dan kesehatan masyarakat, serta sesuai dengan semangat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat di Jawa-Bali dan beberapa wilayah lainnya.

“Hari Raya Idul Adha tahun ini kita masih dalam rangka penerapan PPKM Darurat. Oleh karena itu, saya meminta agar para pemuka agama membantu pemerintah untuk mengajak para umat agar beribadah dari rumah bersama dengan keluarga,” kata Puan dalam keterangan tertulis pada Senin (19/7/2021).

Politisi PDIP ini memahami bahwa umat Islam sudah rindu untuk bisa melaksanakan shalat Idul Adha di masjid. Namun, dalam kondisi pandemi yang masih membahayakan ini masyarakat diimbau untuk mendahulukan kesehatan serta keselamatan diri dan keluarga.

“Saya memahami sekali bahwa umat Islam sudah rindu shalat berjamaah di masjid, ingin melaksanakan shalat Idul Adha di masjid. Percayalah saya juga merasakan hal sama,” tutur Puan.

“Tapi kita harus sadar, bahwa keluarga yang kita cintai, diri kita sendiri sedang terancam. Bahaya penularan Covid-19 mengintai, dan kita sangat mungkin juga menjadi korbannya,” tambahnya.

Mantan Menko PMK ini berujar, situasi sekarang potensi penularan virus Corona menjadi lebih tinggi akibat tersebarnya varian Delta yang tingkat penularannya tujuh kali lebih tinggi.

Maka dari itu, ia juga meminta masyarakat tidak bersilaturahmi secara fisik saat Idul Adha. Dia meminta masyarakat yang ingin bersilaturahmi melakukannya dengan virtual.

“Ini juga yang saya dan keluarga terapkan. Memang mungkin rasanya berbeda, tapi percayalah kalau hari ini kita mau disiplin untuk menahan diri, besok akan tiba saatnya kita berjumpa langsung dalam kondisi sehat walafiat,” ucap Puan.

Selain itu, dalam akun instagramnya miliknya, Puan juga mengimbau agar masyarakat harus saling membantu, bergandengan tangan dan saling menjaga untuk bisa mengatasi pandemi.

“Saatnya kita mengesampingkan kepentingan pribadi untuk bergotong royong mendayung perahu besar Indonesia keluar dari masalah Covid-19 ini, ujar Puan.(*)