Kasus Pasien Isoman Meninggal Tinggi, Puan Maharani: Harus Ada Upaya Pencegahan!

Editor: Totok Waluyo | Reportase: Rizka Septiana

Jakarta, Porosinformatif | Angka kematian akibat Covid-19 masih terhitung tinggi di Indonesia. Yang memprihatinkan, banyak laporan menyatakan bahwa pasien isolasi mandiri (isoman) kerap meninggal di rumah sendirian, tanpa sempat mendapatkan penanganan medis.

Di Siantar, Sumatera Utara, Sekretaris Satgas Covid-19 Siantar Daniel Siregar menyebut ada tiga pasien isoman meninggal pada Selasa, 3 Agustus 2021. Dia belum memberikan penjelasan rinci terkait pasien isoman ini, namun Daniel mengungkapkan kekhawatirannya terhadap penyebaran Covid-19 yang meluas di Siantar.

Adapun di Badung, Bali, seorang pria berinisial I Made B meninggal dunia di rumahnya pada Senin sore, 2 Agustus 2021. Kasubag Humas Polresta Denpasar, Iptu Ketut Sukadi menerangkan pihak keluarga sempat membawa korban ke RS Surya Husada, Nusa Dua, pada 27 Juli 2021 untuk test swab.

Tes tersebut menunjukkan hasil positif. Lalu pada 30 Juli 2021, dia pulang ke rumahnya dan menjalani isolasi mandiri selama tiga hari sebelum akhirnya ditemukan meninggal dunia.

Beralih ke Palembang. Muhammad Heriyadi (61 tahun) warga Jalan Ali Gatmir Kelurahan 13 Ilir, meninggal dunia saat menjalani isoman di rumahnya hari Sabtu, 31 Juli 2021 sekitar pukul 06.15 WIB. Dua hari sebelumnya, Heriyadi dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan hasil pemeriksaan di Puskesmas Dempo.

Jumlah pasien isolasi mandiri di Palembang memang cukup tinggi. Menurut Kasi pencegahan dan penyakit menular, Yudhi Setiawan, sampai 1 Agustus 2021 ada 6.160 orang, baik suspect dan konfirmasi positif, yang menjalani isolasi mandiri.

Sementara itu, jumlah pasien isoman meninggal dunia di Palembang mencapai 34 orang. Oleh karena itu, Kabid Pelayanan Kesehatan Dinkes Palembang, dr Yuliarni, mengimbau keluarga pasien isoman Covid-19, untuk aktif berkomunikasi dengan puskesmas dan tenaga medis.

Hal tersebut, lanjut dr Yuliarni, untuk memastikan anggota keluarga yang terpapar mendapatkan perawatan yang sesuai standar. Harapannya, kasus pasien isoman meninggal saat isolasi mandiri dapat dicegah.

Masih ada lagi. Pada Jumat, 7 Juli 2021, seorang warga meninggal di depan teras saat menjalani isolasi mandiri di rumahnya, di Jalan Petunia, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan, Sumatera Utara.

Sebelum itu, korban bernama J Sinaga (60 tahun) dinyatakan positif Covid-19 melalui swab antigen. Hasil PCR korban belum keluar sehingga dirinya menjalani isolasi mandiri di rumahnya.

Ketika terbaring di depan teras rumahnya, dia terlihat masih bernafas dan dalam keadaan lemas. Namun, warga yang mengetahui kejadian tersebut tidak berani mendekat karena takut tertular Covid-19. Warga lalu menelepon petugas puskesmas untuk membantu mengevakuasi korban ke rumah sakit.

Malang, ketika petugas sampai di tempat kejadian nyawa korban sudah tidak dapat diselamatkan. Korban pun lalu langsung dimasukkan ke peti jenazah untuk dimakamkan dengan protokol Covid.

Angka kematian pasien isoman juga cukup tinggi di DKI Jakarta. Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mengatakan sekitar 30% pasien Covid-19 meninggal dunia saat isolasi mandiri.

Jika dihitung dari angka kematian di Jakarta dalam dua pekan terakhir, yakni 21 Juli-3 Agustus 2021 yang mencapai 1.823 kasus, rata-rata angka kematian pasien Covid-19 mencapai 130 kasus per hari. Artinya, sekitar 39 pasien isoman meninggal setiap harinya.

Layanan kesehatan untuk pasien isoman

Ketua DPR RI Puan Maharani sejak akhir Juli 2021 lalu telah mengimbau agar pemerintah turut memperhatikan pasien yang menjalani isolasi mandiri. “Pastikan warga pasien Covid-19 di tempat isolasi itu makannya cukup, obat dan vitaminnya cukup, dan dipantau terus perkembangannya,” kata Puan.

Dia menegaskan kasus kematian pasien isoman harus dapat dicegah, terlebih bagi mereka yang melakukan isoman di kediaman masing-masing. Pemantauan dan pemeriksaan oleh tenaga kesehatan harus tetap diberikan kepada pasien isoman, sesuai standar medis.

Adapun Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan telah meminta pemda untuk menjemput masyarakat yang sedang isoman di rumah, dan dipindahkan ke karantina terpusat.

Luhut mengatakan meski ada beberapa kabupaten dan kota yang tingkat daruratnya turun, masih ada daerah yang tetap berada di level empat karena tingginya kasus kematian. Luhut juga menyoroti beberapa daerah dengan tingkat kematian tinggi, seperti Bali, Malang, D.I Yogyakarta, dan Solo.

“Hal ini terjadi karena masih banyak masyarakat yang melakukan isoman sehingga telat dilakukan perawatan intensif di rumah sakit yang mengakibatkan kematian, karena saturasi oksigen mereka rata-rata di bawah 90,” tuturnya saat konferensi pers virtual pada Senin (2/8/2021).

Penjemputan tersebut dilakukan sebagai upaya untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan. Dia juga meminta pemda memanfaatkan dana desa 8% untuk pembelian kebutuhan alat pendeteksi dini.

“Jangan sampai ada yang meninggal di kediaman saat isolasi mandiri,” kata Luhut.(*)