The Last Hope Upaya Mulung Parahita Kampanyekan Bali Bersih

Editor: Totok Waluyo | Reportase: Totok Waluyo

Gianyar, Porosinformatif | Bali pulau wisata yang terkenal akan keindahan alamnya, kini sedang mengalami krisis dalam pengolahan sampahnya.

Ini bukanlah tanpa alasan, mengingat berdasarkan data, 80% sampah laut berasal dari daratan. Ini adalah fakta pahit yang harus segera diubah. Sampah dari daratan harus diolah dari sumbernya agar tidak berakhir ke laut.

Selain daripada itu, sebagai perwujudan dalam mendukung Pergub. Bali No. 47/2019 mengenai pengelolaan sampah bersumber, dan untuk mencapai tujuan itu, Mulung Parahita membentuk kampanye yang diberi nama “The Last Hope”.

The Last Hope merupakan kampanye kesadaran lingkungan yang akan dilakukan melalui even lari marathon sejauh 466 kilometer selama 13 hari pada tanggal 27 September hingga 9 Oktober mendatang, sambil mengumpulkan sampah plastik 10 ton dan sampah organik 30 ton.

Project Leader Mulung Parahita, I.G.A.A Jezy mengatakan, ‘Mulung Parahita’ adalah organisasi yang bergerak di bidang kebersihan lingkungan hidup, dimana bertujuan memberikan edukasi kepada masyarakat untuk memilah sampah dari rumah sesuai Pergub Bali No. 47/2019.

Ditambahkannya, kampanye ini akan dilaksanakan secara hybrid, baik luring di
Bali dan juga daring yang akan disiarkan di media sosial.

“Tidak hanya itu, kegiatan ini juga didukung oleh Bapak Sandiaga Uno, selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dengan misi membawa citra positif Bali bebas sampah plastik di mata wisatawan,” tutupnya.

Pembina Mulung Parahita yakni Panglingsir Puri Ageng Blahbatuh, Anak Agung Ngurah Kakarsana, berpendapat bahwa kebersihan lingkungan hidup adalah tanggung jawab kita bersama.

“Dan gerakan kampanye kebersihan yang diprakarsai oleh Mulung Parahita ini sangat kami apresiasi demi terciptanya lingkungan Bali yang bersih dan asri,” tegasnya.

Pihaknya menyatakan, di masa pandemi ini, pariwisata Bali menurun drastis, semangat warga melesu. Sehingga dirinya ingin berbagi sedikit harapan kepada warga Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar dan tentunya lebih luas lagi yaitu seluruh warga Bali dengan ikut menginisiasi gerakan “Bali Green Circular Economy”.

Senada dengan apa yang disampaikan Panglingsir Puri Ageng Blahbatuh selaku Pembina, Founder Mulung Parahita, Yansyah, yang juga aktor utama dalam ajang lari maraton nantinya mengatakan, “The Last Hope” lebih dari sekadar kampanye, ini adalah misi untuk membangun kembali lingkungan Bali melalui ekonomi kreatif dan komunitas.

Menurutnya, kampanye maraton ini adalah yang pertama dan satu-satunya untuk lingkungan yang berfokus pada sampah plastik di Bali, yang melibatkan 1000 peserta, 10.000 kg sampah plastik, lebih dari 1 juta langkah, dan 1 juta orang terkena dampak baik.

“Sebuah percontohan yang akan dilanjutkan dan dikembangkan ke seluruh Indonesia,” pungkasnya.

Puri Ageng Blahbatuh Gianyar

Puri Ageng Blahbatuh adalah salah satu Puri terbesar dan tertua di Gianyar. Keindahan dan kemegahan Puri Ageng Blahbatuh menjadi daya tarik para wisatawan asing maupun domestik.

Sejarah tentang Puri Ageng Blahbatuh banyak dituliskan di dalam Lontar yang disakralkan oleh warga Bali.

Kini Panglingsir Puri Ageng Blahbatuh adalah Anak Agung Alit Kakarsana dari trah Djelantik yang dahulu leluhur beliau merupakan sosok panglima perang dari Dinasti Sri Kesari Warmade.

Daerah kekuasan Puri Ageng Blahbatuh di zaman dahulu mencapai daerah Batur Kintamani.

Beliau adalah sosok yang aktif berjuang di Bidang Pelestarian Kebudayan dan Lingkungan.

Pengamalan konsep Tri Hita Karana menjadi sebuah dasar baginya untuk mewujudkan Bali yang bersih dan maju namun tidak menghilangkan nilai budaya yang sudah diturunkan oleh Leluhur.

Pihak Puri Ageng Blahbatuh sudah sering melakukan dan mendukung gerakan-gerakan yang baik untuk Alam dan berdampak langsung terhadap Masyarakat Bali, salah satunya melalui MULUNG by Parahita yang didukung oleh The Royal Bali Foundation untuk mengatasi isu darurat sampah plastik yang dihadapi Bali saat ini.(*)