Editor: Totok Waluyo | Reportase: Totok Waluyo
Badung, Porosinformatif | Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Badung gelar High Level Meeting (HLM) jelang perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan.
Rapat dipimpin langsung Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Badung, I Wayan Adi Arnawa dan Ekonom Ahli Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Donny H. Heatubun, serta diikuti oleh anggota TPID Kabupaten Badung, Rabu (13/10/2021).
Dalam paparannya, Donny menjelaskan tingkat inflasi di Provinsi Bali masih stabil dan rendah dengan capaian per September 2021 sebesar 0,10% (mtm) atau 1,40% (yoy).
Canang sari, daging ayam ras, minyak goreng dan jeruk merupakan komoditas pangan penyumbang utama inflasi.
Sedangkan daging sapi, minyak goreng, dan daging babi adalah komoditas pangan yang harganya terpantau masih cukup tinggi di Kabupaten Badung hingga Minggu Pertama bulan Oktober 2021.
“Data ini berdasarkan sistem informasi harga pangan utama dan komoditas strategis atau yang biasa disebut sigapura,” ujar Donny.
Menjelang perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan, Bank Indonesia mencatat, sejumlah komoditas sering menjadi penyumbang inflasi adalah daging ayam ras, telur ayam ras, daging babi, cabai rawit dan cabai merah dari kelompok makanan.
Sementara dari kelompok non makanan yaitu emas perhiasan dan canang sari.
“Ini dilihat sejak 2018 hingga semester 1 tahun 2021,” terangnya.
Merespon pemaparan perkembangan inflasi yang disampaikan Bank Indonesia, Sekda Adi Arnawa memberikan arahan agar untuk mengoptimalkan penggunaan CAS sebagai sarana untuk menyimpan hasil panen, terutama komoditas cabai sehingga tidak terjadi kelangkaan pasokan di pasar.
“Sesuai karakteristiknya, produksi cabai cenderung tidak merata sepanjang tahun karena faktor cuaca. Hasil panen melimpah di saat musim kemarau, sementara terdapat potensi risiko gagal panen pada musim hujan,” ujarnya.
Pihaknya menyatakan, dalam rangka menjaga stabilitas harga menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, seluruh anggota TPID Kabupaten Badung berkomitmen untuk melakukan pemantauan harga dan kelancaran distribusi bahan pangan secara intensif.
“Termasuk lewat koordinasi dengan aparat Kepolisian maupun kegiatan pasar murah,” tegas Adi Arnawa.
Di samping itu, langkah moral suasion secara efektif dan terukur juga akan dilakukan untuk menjaga ekspektasi positif masyarakat dengan cara himbauan kepada masyarakat untuk berbelanja secara wajar dan tidak panik.
“Imbauan kepada distributor bahan pangan dan pelaku usaha untuk tidak menimbun stok, serta melaksanakan inspeksi ke pasar dan pergudangan untuk memastikan ketersediaan stok barang,” tutupnya.(*)