Editor: Redaksi | Reportase: Totok Waluyo
Mangupura, Porosinformatif | Memperingati hari jadi ke-1, PT Bali Bangkit Media yang menaungi baliwakenews.com, Minggu (12/12/2021) mengunjungi Yayasan Hati Mama di Perum Puri Gading Jimbaran, Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Dalam aksi sosial ini PT Bali Bangkit Media bersinergi dengan Stikes Advaita Medika Tabanan dan PT Goldcoin Savelon Internasional.
Direktur Utama PT Bali Bangkit Media, Komang Purnama Sari mengatakan HUT PT Bali Bangkit Media sebenarnya jatuh pada hari pahlawan 10 November. Namun karena kebijakan PPKM, saat ini baru bisa diperingati dengan menyalurkan CSR.
Meski di tengah pandemi COVID-19, namun pihaknya berupaya menyisihkan sedikit pendapatan untuk berbagi kepada mereka yang membutuhkan.
“Karena keterbatasan kami, makanya kami menggandeng Stikes Advaita Medika Tabanan dan PT Goldcoin Savelon Internasional yang selama ini selalu mendukung kami, ” ucap Purnama.
Pada kesempatan tersebut selain menyalurkan 20 paket beras dari PT Goldcoin Savelon Internasional melalui program Pumping Charity Goldcoin dan sembako serta uang tunai dari PT Bali Bangkit Media, juga dilaksanakan pemeriksaan kesehatan dan disalurkan bantuan berupa vitamin, masker kesehatan dan beras dari Stikes Advaita Medika Tabanan.
Ketua STIKES Advaita Medika Tabanan, Made Dewi Sariyani, S.ST., M.Kes., mengatakan, pemeriksaan kesehatan dan bantuan sosial tersebut merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat.
“Ditengah pandemi ini kami berupaya melaksanakan peran kami dalam mengedukasi masyarakat, khususnya terkait pencegahan penularan COVID-19. Ini yang paling penting diketahui masyarakat saat ini, selain penyakit degeneratif dan penyakit menular lainnya,” ucap wanita yang akrab disapa Dewi tersebut.
Sementara Pendirian Yayasan Hati Mama, Evangeline, mengucapkan rasa syukur karena di tengah pandemi masih ada para dermawan yang menyisihkan rezeki mereka untuk anak-anak yang berada di yayasan yang berdiri sejak 2003 silam tersebut. Saat ini ada 13 anak yang diasuh dari usia 2 bulan hingga 21 tahun.
“Selama pandemi ini memang kami mengalami kesulitan, karena para donatur kami juga kondisi ekonomi mereka menurun. Banyak donatur kami yang bergerak di sektor pariwisata, sehingga sangat terdampak. Tapi kami tetap bersyukur, masih banyak masyarakat yang peduli dan mau berbagi,” ucap Evangeline.
Ia hanya berharap, pandemi cepat berlalu sehingga kondisi perekonomian Bali khususnya dapat segera pulih dan anak-anak bisa kembali ke sekolah. Karena selama ini dengan belajar secara daring banyak kendala yang dihadapi.
“Sinyal Wifi sering lemot, apalagi anak-anak harus berbagi jaringan. Belum lagi laptop kalau terlalu lama digunakan, akan panas,” pungkasnya.(*)