Menko Perekonomian RI: Indonesia Butuh 9 Juta Talenta Digital di 15 Tahun ke depan

Editor: Redaksi | Reportase: Totok Waluyo

Denpasar, Porosinformatif | Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Dr. (H.C) Ir. Airlangga Hartanto, M.B.A., M.M.T., IPU. hadir sebagai pembicara dalam kuliah umum yang diadakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mahasaraswati Denpasar.

Kuliah umum yang mengangkat tema “Peluang dan Tantangan Perekonomian Indonesia pada masa New Normal” ini diikuti 250 mahasiswa Universitas Mahasaraswati Denpasar dari seluruh fakultas secara offline dan 3500 peserta secara online.

Kegiatan dilaksanakan bertempat di Auditorium SLU A Jl. Kamboja No. 11 Denpasar dengan mematuhi protokol kesehatan ketat pada hari Jumat (17/12/2021).

Selain mahasiswa, kuliah umum yang merupakan wujud pelaksanaan MBKB (merdeka belajar, kampus merdeka) ini turut dihadiri Rektor, Wakil Rektor I, Wakil Rektor II, Wakil Rektor III, Dekan dan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, serta seluruh Dekan Fakultas Universitas Mahasaraswati Denpasar.

Tampak hadir Wakil Ketua I DPRD Provinsi Bali, I Nyoman Sugawa Korry.

Dalam pemaparannya, Airlangga Hartanto menegaskan, dalam 15 tahun ke depan, Negara Indonesia membutuhkan Talenta Digital sebanyak 9 juta orang dengan estimasi 600 ribu orang per tahunnya.

Kenapa demikian? “Karena talenta digital ini akan menjadi akselerator bagi wirausaha nantinya,” terang Airlangga seraya menyampaikan 3 program pemerintah dalam mendukung pengembangan Talenta Digital dan Digitalisasi UMKM, seperti Gerakan Nasional Literasi Digital, Digital Talent Scholarship, dan Digital Leadership Academy.

Ketiga program dukungan pemerintah tersebut, dikatakannya sesuai dengan apa yang termuat dalam Perpres 27 Tahun 2013 tentang pengembangan inkubator wirausaha yang telah diakomodasi dalam UU Nomor 11 Tahun 2020 dan PP Nomor 77 tahun 2021.

Tidak hanya itu, pemerintah dalam hal ini juga mendorong transformasi ekonomi melalui “Making Indonesia 4.0”.

“Jadi dalam program ini sudah diarahkan ke 7 sektor prioritas. Yaitu sektor makanan dan minuman, tekstil dan pangan, otomotif, kimia, farmasi, elektronik, dan alat kesehatan,” urainya.

Disinggung terkait persiapan dan upaya pemerintah pusat dalam gelaran G20 di bulan Oktober 2022 nanti, Airlangga menyampaikan bahwa pemerintah sudah melaksanakan rapat Sherpa Track dan Financial Track di Bali sebelumnya.

“Dan ini berjalan lancar. Untuk pesertanya pun dari datang hingga pergi lagi tidak ada yang terpapar virus Covid-19,” pungkasnya.(*)