Perkuat Literasi Budaya, Fakultas Hukum Dwijendra University hadirkan Penglingsir Puri Agung Jro Kuta

Editor: Redaksi | Reportase: Totok Waluyo

Denpasar, Porosinformatif | Fakultas Hukum Dwijendra University Denpasar menggelar Seminar Inspirasi tentang membangun dan melestarikan Budaya Bali di Desa Adat bertempat di Aula Yayasan Dwijendra, Jum’at (14/1/2022).

Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Hukum Dwijendra University, Dr. A. A. Sagung Ngurah Indradewi, S.H., M.H menyampaikan, mengingat visi yayasan, universitas, dan Fakultas Hukum berkaitan dengan budaya serta sebagai salah satu rangkaian perayaan HUT ke-69 Yayasan Dwijendra maka Seminar Inspirasi tentang Budaya dilakukan.

Selain itu, pihaknya menyebut, kegiatan ini juga merupakan implementasi kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang bertujuan untuk mendorong mahasiswa menguasai berbagai keilmuan khususnya terkait budaya dan peradaban secara langsung.

Yayasan Dwijendra harus menjadi pusat pengembangan budaya Bali dan sekaligus melestarikannya karena akan menjadi penciri utama sebagai suatu institusi pendidikan.

Ungkapan yang disampaikan Penglingsir Puri Agung Jro Kuta, I GN Jaka Pratidnya saat mengisi materi Seminar Inspirasi.

Tidak hanya itu saja, Turah Joko sebutan keseharian Penglingsir Puri Agung Jro Kuta ini menegaskan, bahwa manusia Bali harus menjadi manusia unggul melalui penguatan jati diri yang didasarkan oleh penguatan pemahaman nilai-nilai budaya lokal yang telah diwariskan oleh leluhur, sebagai suatu tamiang dan telah teruji sepanjang masa.

“Meskipun dinamika pembangunan yang semakin maju dan kompleks, cepatnya laju arus modernisasi di Bali yang dibarengi oleh teknologi informasi dan komunikasi secara global, nilai-nilai budaya bali tidak akan pernah luntur jika kita bersama-sama memiliki kesadaran untuk menjaganya,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Yayasan Dwijendra, Dr. I Ketut Wirawan, S.H., M.Hum. menambahkan, informasi mengenai awal pendirian Yayasan pada tahun 1953 yang dilakukan oleh tokoh-tokoh agama Hindu, politisi Hindu, guru agama dan dewan raja-raja yang ada di Bali termasuk Puri Agung Jro Kuta telah banyak melahirkan institusi pendidikan.

“Salah satunya konsep Hindu, yakni Tri Hita Karana,” imbuhnya.

Oleh karena itu, menurutnya pemahaman mengenai budaya Bali, selalu menjadi perhatian utama Yayasan Dwijendra yang memiliki visi “Menginsafkan dan Memberikan Penerangan-Penerangan Berkenaan dengan Soal-Soal Agama, terutama Agama HINDU Bali Kepada pemeluk-pemeluknya dan Kebudayaan beserta Kesusastraannya”.

Di sisi lain, Gede Sedana selaku Rektor di sela-sela kegiatan seminar tersebut mengatakan, Dwijendra University akan selalu memainkan perannya secara aktif dalam upaya melestarikan budaya Bali yang adiluhung guna menjadikan manusia Bali unggul dan berdaya saing di berbagai bidang pembangunan.

Dengan demikian, Dwijendra ke depan akan menyelenggarakan berbagai kegiatan baik secara akademik maupun non-akademik yang berkenaan dengan penguatan nilai-nilai Budaya sekaligus mendukung program Gubernur Bali melalui visinya Nangun Sat Kerthi Loka Bali, termasuk Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 4/2022 tentang Tata Titi Kehidupan Masyarakat Bali.(*)