Berikan Literasi terkait G20, KPw BI Bali gelar CapBul

Editor: Redaksi | Reportase: Totok Waluyo

Denpasar, Porosinformatif | Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia Provinsi Bali menggelar Capacity Building (CapBul) bersama media dengan materi literasi terkait KTT G20 tahun ini.

Acara yang digelar setiap bulan ini, diikuti 20 media yang tergabung dalam media grup Bank Indonesia bertempat di Denpasar, Rabu (26/1/2022).

Materi Presidensi G20 yang disampaikan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Rizki Ernadi Wimanda ini menerangkan apa saja tentang G20.

G20 adalah forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan 1 Uni Eropa. G20 ini mempresentasikan 60% warga di dunia. PDBnya 80% se-dunia. 75% ada perdagangan global. “Jadi G20 ini merupakan raksasa yang bisa mempresentasikan dunia,” ujar Rizki.

G20 disebutkan bertujuan untuk mewujudkan pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif (Strong, Sustainable, Balanced, and Inclusive Growth).

Dalam kosakata, G20 sering disebut pengarah komite perekonomian global dan dibentuk tahun 1999 karena adanya krisis ekonomi saat itu. Yang mana saat itu masih bernama G7.

“Presiden belum masuk saat itu, baru Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral yang bertujuan untuk menjaga ekonomi makro keuangan global khususnya kebijakan perekonomian global,” terangnya.

Lebih lanjut Rizki menjelaskan, dari rangkaian ihwal awal dibentuknya G20, 9 tahun kemudian di tahun 2008, ada krisis finansial, dirasa saat itu sekelas menteri masih belum kuat.

“Pada saat itu, AS segera menginisiasi pertemuan antar Kepala Negara dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT),” jelasnya.

Dengan pertembangan tersebut, maka saat ini G20 memiliki dua kelompok kerja, yaitu Jalur Keuangan (Finance Track) dan Jalur Sherpa (Sherpa Track).

Jalur Keuangan terdiri atas Kementerian Keuangan dan Bank Sentral masing-masing negara. Sementara Jalur Sherpa terdiri atas kementerian/lembaga lainnya yang relevan.

Penyelenggaraaan G20 ini dilakukan secara bergiliran, dan sebutan tuan rumah adalah Presidensi. Kewenangannya adalah pengatur bahasa.

Selain itu, Presidensi atau tuan rumah G20 bertugas menyiapkan semua rangkaian pertemuan, baik venue, rapat, tema acara, dll.

“Tentunya dalam penyusunan agenda ini ada proses konsultasi dan pembahasan,” tandasnya.

“Nah di tahun 2022 ini, Indonesia merupakan Presidensi pelaksanaan KTT G20. Dengan mengangkat tema Recover Together, Recover Stronger,” imbuhnya.

Pemilihan tema, disebutkan Rizki, Indonesia ingin mengajak seluruh dunia untuk bahu-membahu, saling mendukung untuk bersama mencapai pemulihan ekonomi dan keuangan yang lebih kuat dan berkelanjutan.

Kenapa Indonesia concern mengenai G20? Sesuai dengan isi daripada Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial..”.

“Berdasarkan bunyi alinea pembukaan undang-undang dasar 1945 itulah Indonesia menjadi tuan rumah G20. Yaitu turut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,” ujarnya.(*)