Inflasi Bali di Januari 2022 Meningkat, BI Imbau TPID Pastikan Ketersediaan Bahan Pangan

Editor: Redaksi | Reportase: Totok Waluyo

Denpasar, Porosinformatif | Provinsi Bali kembali mencatat inflasi di bulan Januari 2022 sebesar 1,03% (mtm), meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencatatkan inflasi sebesar 0,88% (mtm).

Hal ini disampaikan Kepala Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho saat ditemui di sela kegiatan Vaksinasi Booster di Aula Wira Satya Denpasar, Jum’at (4/2/2022).

Dalam kesempatan itu, Trisno menerangkan bahwa secara spasial, inflasi terjadi di Kota Denpasar dan Kota Singaraja masing-masing sebesar 1,09% (mtm) dan 0,64% (mtm).

Berdasarkan data yang dirilis KPwBI Bali, peningkatan tekanan harga terjadi pada kelompok core inflation, sedangkan tekanan harga pada kelompok volatile food dan administered price tercatat melandai dibandingkan bulan sebelumnya.

“Adanya kenaikan harga pada kelompok core inflation ini mengindikasikan adanya kenaikan dari sisi permintaan seiring membaiknya daya beli masyarakat,” ujarnya.

Ia pun menambahkan, secara tahunan, Bali mengalami inflasi sebesar 2,31% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 2,07% (yoy) dan juga lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi nasional sebesar 2,18% (yoy).

Sementara itu jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, kelompok barang volatile food pada Januari 2022 mengalami inflasi sebesar 2,63% (mtm).

“Peningkatan harga ini terutama terjadi pada komoditas daging ayam ras, tomat, telur ayam ras, dan minyak goreng,” terangnya seraya menjelaskan peningkatan harga daging ayam ras dan telur ayam ras tidak terlepas dari upaya Pemerintah dalam menjaga kestabilan harga yang sebelumnya tercatat rendah, melalui kebijakan pembatasan telur tetas dan afkir dini.

Tidak hanya itu, peningkatan harga pada tomat disebabkan terbatasnya pasokan seiring selesainya masa panen tomat, sedangkan meningkatnya harga komoditas minyak goreng seiring dengan tren kenaikan harga minyak sawit dunia.

“Namun demikian, ke depan tekanan harga pada minyak goreng diperkirakan akan melandai sejalan dengan kebijakan penetapan satu harga oleh Kemendag sejak pertengahan Januari kemarin,” jelasnya.

Kelompok barang administered price mencatat inflasi sebesar 0,23% (mtm). Peningkatan tekanan harga terutama terjadi pada harga bahan bakar rumah tangga (BBRT) yang menunjukkan tren peningkatan sejak akhir tahun.

Sedangkan, kelompok barang core inflation juga mengalami inflasi sebesar 0,86% (mtm), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan inflasi bulan sebelumnya, terutama disebabkan oleh naiknya harga kontrak rumah, upah asisten rumah tangga, biaya Taman Kanak-Kanak, dan harga air kemasan.

Lebih lanjut Trisno menegaskan, Inflasi tercatat masih berada dalam rentang target inflasi nasional yang sebesar 3±1% (yoy).

“Namun demikian inflasi pada bulan Januari 2022 patut diwaspadai juga, karena secara bulanan sangat tinggi, yaitu lebih dari 1%, terutama VF yang lebih dari 2,5%,” tegas Trisno seraya mengimbau kepada Tim Pengendalian Inflasi Daerah agar perlu memastikan ketersediaan pasokan bahan makanan terutama daging dan telur ayam ras, minyak goreng, dan tomat.

“Hal yang perlu dilakukan terutama adalah meningkatkan Kerjasama Antar Daerah (KAD), digital farming dan e-commerce,” tutupnya.(*)