Editor: Redaksi | Reportase: Totok Waluyo
Denpasar, Porosinformatif | Pemimpin Kantor Wilayah (Kanwil) VII Denpasar Hakim Setiawan yang didampingi Gede Putra Ardana, Kepala Cabang Pegadaian Denpasar serta Kabag Humas PT Pegadaian Kanwil VII Denpasar Komang Hary Wibawa menemui beberapa media dalam tajuk kenal temu bersama media di Bali.
Mengawali pembicaraan, Hakim Setiawan mengenalkan diri terlebih dahulu. Dirinya menyampaikan, sinergitas dengan media sudah ia lakukan sebelum menjadi Pimpinan Kanwil VII Denpasar.
Menurut mantan Pimpinan Kanwil I Medan dan Kanwil II Jakarta ini, hubungan baik dengan media sangat dibutuhkan. Karena semua informasi terkait program maupun produk daripada PT Pegadaian bisa tersampaikan ke masyarakat.
Pihaknya mengatakan, saat ini PT Pegadaian sudah bersatu dengan BRI dan PMN. Namun tetap otonom perusahaan masih di internal Pegadaian itu sendiri.
Ia menambahkan, dengan adanya holding company ini, diharapkan bisa melayani nasabah terutama UMKM lebih luas lagi.
Tidak hanya itu, dengan kuantitas nasabah yang masih aktif sebanyak 1 juta di wilayah Bali saja, merupakan wujud tingginya tingkat kepercayaan masyarakat pada PT Pegadaian.
Dijelaskannya, ada beberapa program yang sekiranya perlu disampaikan kepada calon nasabah ataupun masyarakat oleh media.
“Salah satunya penyaluran modal produktif untuk masyarakat terutama bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang tengah berjuang di masa pandemi dalam Program Gadai Peduli dengan pinjaman maksimal 1 juta rupiah tanpa bunga,” terangnya kepada beberapa media di Cafe Gade Denpasar, Jum’at (4/2/2022).
Produk selanjutnya, dijelaskan Hakim ada produk terkait dengan kepemilikan kendaraan bermotor, baik roda 4 maupun 2 dengan bunga di bawah rata-rata secara average finance lainnya.
“Dan yang paling diminati masyarakat, ada produk investasi seperti tabungan emas, tambahnya.
Dalam kesempatan ini, Hakim meminta kepada teman-teman media untuk menyampaikan pesan bahwa dalam open recruitment tidak pernah sekalipun memungut biaya. “Dan itu pasti diinformasikan melalui website resmi Pegadaian,” imbuhnya.
Sama halnya dengan proses lelang emas, Hakim menegaskan, Pegadaian juga tidak pernah melakukan lelang melalui online.
“Kan nggak mungkin, lelang emas hanya melalui online. Kami tegaskan kembali, dalam proses lelang kami selalu lakukan secara offline agar nasabah bisa melihat langsung produk yang akan dilelangkan,” tegasnnya seraya mengingatkan agar tidak terjadi lagi nasabah atau masyarakat yang kena modus penipuan lelang oleh Pegadaian.
“Apalagi emas seberat 10 gram hanya dihargai 5 juta rupiah. Jadinya habis transfer, barang tidak ditangan. Nah jika hal ini terjadi, langsung saja laporkan kepada pihak berwajib,” tutupnya.(*)