Bali, Porosinformatif| Desa Wisata Sudaji Buleleng peraih Anugerah Desa Wisata Indonesia pada tahun 2022 lalu merupakan salah satu desa yang kuat dalam mempertahankan budayanya.
Sebelumnya, pada tahun 2019, Desa Wisata Sudaji meraih juara 1 tingkat Provinsi Bali dengan mengangkat potensi kearifan lokal dengan konsep nyegara gunung.
Dilansir dari radioidola.com, Gede Suharsana, Ketua Kelompok Sadar Wisata mengatakan, konsepnya biasa saja karena desa kami adalah desa tua.
Pria kelahiran Desa Sudaji ini bercerita, hampir setiap rumah di desanya punya pohon durian.
Lalu apa saja yang ditawarkan Desa Sudaji kepada wisatawan hingga menjadi juara II tingkat nasional?
Desa seluas 1.834,55 hektar ini berjarak 89-97 kilometer (km) dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, dengan waktu berkendara hingga 2 jam 40 menit.
Konon, Desa Wisata Sudaji di Kabupaten Buleleng, Bali, merupakan salah satu desa tua. Namanya berawal dari Sari Aji yang kemudian berganti menjadi Sudaji, dengan “Suda” berarti bersih dan “Aji” berarti ajaran.
Desa ini memiliki iklim tropis, sehingga tanahnya cocok ditanami aneka tanaman, antara lain padi dan kacang-kacangan. Ada juga buah durian, mangga, rambutan, dan manggis.
“Yang menarik dari Desa Wisata Sudaji adalah kekuatan pertanian yang terus berkembang dan meningkat. Desa Wisata Sudaji ini juga dapat menjadi penopang kekuatan dan ketahanan pangan bukan hanya di Bali tapi di seluruh Indonesia,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekaf) Sandiaga Uno, dikutip dari keterangan resmi Kemenparekraf, Jumat (19/8/2022).
Desa, yang tengah mengembangkan community-based tourism (pariwisata berbasis masyarakat), ini memiliki hutan buatan bernama Hutan Namaste. Di hutan ini, wisatawan bisa melakukan meditasi, serta terdapat pohon yang menyerupai gua atau pintu.
Setiap tahun, tepatnya setiap purnama sasih karo, di desa ini terselenggara Festival Bukakak. Festival yang dilakukan secara turun-temurun ini merupakan bentuk ucapan syukur kepada Tuhan atas tanah yang subur dan panen yang melimpah.
Dilansir dari laman Jadesta, festival ini salah satunya diawali dengan Pujawali di Pura Desa setempat. Nantinya dua bukakak akan diarak dari dua arah yang berlawanan.
Sampai di Desa Sudaji, panorama persawahan subak khas pedesaan langsung menyambut traveler. Tak pelak Desa Sudaji dikenal sebagai salah satu desa di Bali yang masih menjaga sistem subak sebagai sumber irigasi utama pertanian tradisional. Total terdapat 18 subak, yang terbagi dalam 17 subak basah dan 1 subak abian.
Jika suka dengan hal berbau petualangan, Desa Wisata Sudaji juga menghadirkan wisata trekking menuju Air Terjun Sekumpul dan Lemukih, dengan menyusuri alihan sungai dan beberapa sawah warga.***