Kembangkan Objek Wisata Air Asasuka Tubing 92 dan Kerajinan Perak, Ini yang Dilakukan Mahasiswa Universitas Mahasaraswati Denpasar

Gianyar, Porosinformatif| Kepariwisataan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang dilakukan secara sistematis, terencana, terpadu, berkelanjutan, bertanggung jawab dengan tetap memberikan perlindungan terhadap nilai-nilai agama, budaya yang hidup di masyarakat, kelestarian dan mutu lingkungan hidup.

Berdasar hal tersebut, tim pengabdian kepada masyarakat Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar berupaya turut serta mengembangkan objek wisata yang ada di Desa Celuk, Gianyar.

Tim Pengabdian kepada Masyarakat bersama dosen pembimbing, I Wayan Gede Antok Setiawan Jodi, S.E., M.M. foto bareng Kepala Desa I Nyoman Rupadana

Menyasar Objek Wisata Air Asasuka Tubing 92, tim pengabdian kepada masyarakat sebelumnya melakukan observasi terlebih dahulu guna menemukan titik permasalahan yang ada.

Kepada tim pengabdian masyarakat Unmas Denpasar, Pelaksana Operasional unit Desa Wisata Celuk, Agung Oka Widnyana mengatakan, selain permasalahan sampah, ada limbah cair yang mengancam keasrian lingkungan sekitar objek wisata.

Pihaknya mengharapkan kepada tim pengabdian kepada masyarakat agar ke depannya bisa memberikan edukasi secara masif kepada masyarakat agar tidak membuang limbah cair maupun sampah ke sungai.

Disinggung terkait pendirian objek wisata, Agung Oka menyampaikan, tubing ini sudah menginjak 2 tahun dalam tahap promosi. Selain itu, dalam peringatan hari besar keagamaan juga diberikan promo bagi para pengunjung.

“Jadi bukan sekedar keuntungan, namun lebih kepada menyuguhkan keindahan pemandangan sawah dengan aliran sungai yang bersih, indah, serta kelestarian lingkungan kepada masyarakat atau pengunjung,” ujarnya.

Senada dengan Agung Oka, I Wayan Mardana, Ketua Pengelola sepakat bahwa apa yang menjadi tujuan keberadaan objek wisata ini adalah memberikan motivasi kepada masyarakat.

“Ini berarti bahwa keberadaan objek wisata air ini bertujuan agar masyarakat tidak membuang sampah ke sungai,” tuturnya.

Sementara, beberapa mahasiswa Unmas Denpasar menyampaikan bahwa observasi dilakukan pada tanggal 24 Februari 2024, dan pengabdian masyarakat dilakukan pada tanggal 28 Maret 2024 dan 28 April 2024.

Adapun upaya yang sudah dilakukan adalah membuat video saat bermain tubing dengan mengeksplore alam sekitar yang asri dan jernih airnya.

Setelahnya, bersama-sama mengunggah hasil video ke media sosial masing-masing agar apa yang menjadi tujuan utama kegiatan pengabdian kepada masyarakat terpenuhi yaitu mengembangkan Objek Wisata Air Asasuka Tubing 92 di Desa Celuk, Gianyar.

Tidak hanya mengembangkan objek wisata air, tim pengabdian masyarakat juga konsen terhadap pengembangan bisnis perak dan emas.

Desa Celuk di Gianyar, Bali, dikenal sebagai pusat pengrajin perak dan emas yang memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi ikon industri kerajinan berkualitas tinggi.

Era digital dan internet membuka peluang bisnis baru, terutama dalam pemasaran online, yang dapat membantu pengrajin dan pelaku bisnis lokal menjangkau pasar yang lebih luas dan meningkatkan daya saing produk mereka.

Namun, masih banyak di Desa Celuk yang belum memanfaatkan sepenuhnya teknologi digital ini.

Tim pengabdian kepada masyarakat melakukan berbagai upaya di Desa Celuk untuk memecahkan masalah tersebut, termasuk sosialisasi pemasaran online melalui media sosial dan mendampingi dalam kegiatan promosi produk di platform seperti Tokopedia dan Tiktok.

Diharapkan bisa meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemasaran digital di antara masyarakat lokal dan pendatang.

Namun, kehadiran pendatang juga membawa tantangan baru, seperti kurangnya kesadaran akan proses pendataan di Desa Celuk.

Untuk mengatasi hal ini, program pendataan komprehensif diperlukan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan penduduk pendatang tentang pentingnya pendataan diri serta kewajiban hukumnya.

Tujuan dari pendataan ini adalah menciptakan kesadaran dan perilaku taat aturan di wilayah tersebut.

Selain itu, kegiatan pengabdian kepada masyarakat juga dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat tentang manfaat tanaman biofarmaka sebagai obat yang bermanfaat bagi kesehatan.

Kegiatan ini, dilakukan di Desa Celuk dengan fokus pada kelompok ibu-ibu PKK, bertujuan untuk memperkenalkan tanaman biofarmaka serta memberikan wawasan tentang manfaatnya.

Demonstrasi juga dilakukan di lahan pekarangan untuk membantu ibu-ibu PKK yang akan mengadakan lomba pembibitan.

Dengan demikian, melalui berbagai program pengabdian kepada masyarakat, diharapkan Desa Celuk dapat terus berkembang sebagai pusat industri kerajinan yang kompetitif, sambil meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan masyarakat lokal serta pendatang.***