Banyuwangi, Porosinformatif| Program Studi Magister Perencanaan Wilayah dan Perdesaan (MPWD) Unmas Denpasar melaksanakan salah satu Tridharma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian kepada Masyarakat (PKM).
Bertempat di Desa Patoman Banyuwangi kegiatan ini melibatkan kolaborasi yang erat antara para sivitas akademika MPWD Unmas Denpasar dengan warga desa.
Adapun tema PKM kali ini adalah “Mewujudkan Desa Wisata Patoman Bernasis Agro yang Berbudaya dan Berwawasan Lingkungan”.
Untuk itu 3 kegiatan telah dilaksanakan antara lain; Focus Group Discussion (FGD) perencanaan Desa Wisata Patoman, Pelatihan pengolahan sampah dapur menjadi Eco-enzim, dan Pelatihan pembuatan pestisida nabati.
Hal ini disampaikan Direktur Program Pascasarjana Unmas Denpasar, Dr. Eng. I GD Yudha Partama, S.Si.,M.Si. seusai kegiatan, Minggu (30/7).
Dalam kegiatan PKM kali ini, ia menegaskan bahwa pentingnya kolaborasi antara akademisi dan pemerintah desa dalam membangun desa.
“Oleh karenanya dibutuhkan komitmen bersama guna meraih cita-cita yang mulia,” tuturnya seraya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kepala Desa dan seluruh warga yang sudah ikut berpartisipasi dalam kegiatan.
Di tempat yang sama, Kepala Desa Patoman, Drs. Suwito, sekaligus membuka kegiatan.
Kepala Desa menyambut dengan baik kegiataan ini, dan berharap kerjasama ini berkesinambungan sehingga cita-cita Desa Patoman menjadi Desa Wisata yang mampu mensejahterakan warganya menjadi segera terwujud.
Setelah pembukaan dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan yang sudah dirancang.
Focus Group Discussion (FGD) perencanaan Desa Wisata Patoman, dihadiri oleh Kepala Desa Patoman berserta jajaran, Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan tokoh masyarakat Desa Patoman yang difasilitasi oleh dosen dan mahasiswa MPWD.
Penyampaian materi tentang Desa Wisata dan pentingnya pembentukan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) serta tantangan dan hambatan pasca terbentuknya Desa Wisata disampaikan Dr. Eng. Putu Edi Yastika, S.Si., M.Eng., M.Si. dan Dr. Eng. I GD Yudha Partama, S.Si., M.Si.
Berbagai macam potensi wisata di Desa Patoman baik wisata alam, wisata budaya, wisata kesenian, wisata religi disampaikan oleh aparat desa dan tokoh masyarakat namun belum terkelola dengan baik karena kurangnya promosi dan belum adanya lembaga yang menaungi potensi wisata yang ada di desa seperti pokdarwis.
Kegiatan selanjutnya adalah memberikan edukasi praktik ramah lingkungan kepada masyarakat dari pengelolaan limbah organik rumah tangga seperti pembuatan Eco-enzyme, dan pembuatan pestisida nabati.
“Desa Wisata Patoman diharapkan tidak hanya menjadi destinasi wisata yang menarik, tetapi juga dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam menjaga keseimbangan ekologi,” ujar Dr. Eng. Putu Edi Yastika, S.Si., M.Eng., M.Si.
Praktik Pembuatan eco-enzym disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Ni Putu Pandawani, M.Si, Prof. Dr. Ir. I Ketut Sumantra MP, Dr. I Made Wahyu Wijaya, ST dan diikuti oleh ibu-ibu PKK yang sebagian besar merupakan ibu rumah tangga.
Para peserta diajarkan langkah-langkah detail dalam pembuatan eco-enzym, dari pengumpulan bahan-bahan hingga proses fermentasi yang tepat.
Setelah sesi pelatihan selesai, para peserta diberikan kesempatan untuk mencoba membuat eco-enzym sendiri di bawah bimbingan tim PKM Unmas Denpasar.
Acara ini tidak hanya memberikan pengetahuan baru kepada masyarakat Desa Patoman tetapi juga menginspirasi mereka untuk menerapkan praktik ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
Pelatihan Pembuatan Pestisida Nabati disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. I Ketut Widnyana, M.Si, Prof. Dr. Ir. I Ketut Arnawa MP, dan Dr. Putu Eka Pasmidi Ariati, S.P., M.P. yang dihadiri oleh kelompok tani Desa Patoman.
Para petani diajarkan tentang teknik pembuatan pestisida nabati, proses aplikasinya di ladang, serta manfaat dari penggunaan pestisida nabati bagi kesehatan tanaman dan lingkungan sekitar.
Hama-hama yang dapat dikendalikan dengan pestisida ini diantaranya: wereng padi punggung putih, wereng hijau, wereng coklat, ulat plutela, penggerek daun jeruk, ulat tanah, ulat grayak, bubuk beras, lembing, penggerek batang padi, semut, lalat putih, thrips, kumbang badak, tungau dan serangga lainnya.
Dalam pelaksanaannya, petani Desa Patoman merespons positif terhadap penggunaan pestisida nabati ini.
Selain memberikan manfaat langsung bagi petani, inisiatif pembuatan pestisida nabati ini juga diharapkan dapat menjadi contoh inspiratif bagi desa-desa lain dalam memperkuat kemandirian pertanian mereka sambil menjaga keseimbangan ekosistem lokal.***