Denpasar, Porosinformatif| Menjelang Hari Raya Nyepi dan Bulan Ramadhan di tahun 2023, Bank Indonesia perwakilan wilayah Provinsi Bali bersama Pemerintah Provinsi Bali kembali menggelar High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali.
Rapat yang dipimpin langsung Wakil Gubernur Bali Tjok. Oka Sukawati mewakili Gubernur Koster diikuti juga Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho, Kepala BPS Provinsi Bali Hanif Yahya, Kepala Bulog Divre Bali Budi Cahyanto serta Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Wayan Sunada.
Bertempat di Ruang Rapat Wiswa Sabha Kantor Gubernur Bali, Senin (20/3/2023) rapat concern kepada upaya agar harga di masyarakat bisa terjangkau.
“Dan masalah ini selalu saja terjadi setiap menjelang hari besar keagamaan,” ujar Cok Ace saat membuka rapat.
Hal ini bukanlah tanpa dasar, pada bulan Februari 2023 gabungan tingkat inflasi Kota Denpasar dan Singaraja mencapai 0,07% (mtm) atau 6,35% (yoy), meningkat dari bulan sebelumnya yang mencapai 0,66% (mtm).
Menurutnya tekanan inflasi ini bersumber dari kenaikan harga beras dan bahan bakar rumah tangga sedangkan penurunan harga canang sari dan daging ayam ras menahan tekanan inflasi lebih tinggi.
Ke depannya, Cok Ace mengharapkan komitmen dan upaya anggota TPID Bali untuk terus ditingkatkan mengingat tantangan pengendalian inflasi yang semakin berat.
Dengan adanya tantangan-tantangan tersebut HLM TPID se-Provinsi Bali kali ini memegang peranan yang sangat penting untuk dapat menghasilkan rumusan strategi yang diharapkan dapat menekan laju inflasi di Provinsi Bali khususnya menjelang Hari Raya Nyepi dan Bulan Ramadhan tahun ini.
“Kami memandang bahwa TPID yang telah terbentuk di seluruh Kabupaten/Kota di Bali merupakan sebuah kekuatan untuk merumuskan langkah-langkah strategis 4K dalam jangka pendek, menengah dan panjang menjaga ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga dan komunikasi efektif,” ungkap Cok Ace.
Selain itu, ia berharap High Level Meeting TPID kali ini menumbuhkan semangat untuk menghasilkan rumusan strategi yang dapat bermanfaat bagi pengendalian inflasi Bali.
Sementara, Kepala Perwakilan wilayah Bank Indonesia Trisno Nugroho mengatakan, perlunya mewaspadai lonjakan harga dari beberapa varietas seperti cabe rawit dan beras.
“Terutama menjelang hari besar keagamaan,” tegasnya.
“Harapannya agar pasokannya ada, distribusi dari Jawa ke Bali juga lancar,” ujarnya menambahkan.
“Terakhir tadi bapak Wakil Gubernur menyebutkan bahwa di Bali so far ada beras habis panen raya, meskipun cabe harganya sedikit naik karena kondisi cuaca,” tuturnya.
Disinggung terkait upaya sinergitas antara Bank Indonesia bersama Pemerintah Provinsi untuk menuju inflasi 4%, Trisno menyampaikan hampir setiap hari kami melakukan operasi pasar.
“Kenapa tinggi 6,35%, tahun lalu pun juga tinggi di 6,20% secara yoy dari Januari ke Desember. Kami berharap, ini masih di bulan Maret, jadi masih banyak waktu untuk mengupayakan ke 4% hingga bulan Desember,” katanya seraya mengajak seluruh elemen saling mendukung.***