Editor: Totok Waluyo | Reportase: Totok Waluyo
Denpasar, Porosinformatif | Fakultas Teknik Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar bentuk tim peneliti guna mendaur ulang sampah medis yaitu masker.
Penelitian yang diberi nama CovCrete-19 ini berawal dari peningkatan timbulan sampah masker medis dari kegiatan domestik selama masa pandemi Covid-19.
Tim diketuai oleh Dr. I Made Wahyu Wijaya, S.T. dengan 4 anggota yang terdiri dari I Kadek Ardi Putra, S.T., M.Si; I Gede Gegiranang Wiryadi, S.T., M.T; I Putu Agus Putra Wirawan, S.T., M.T.
Made Wahyu menjelaskan, kegiatan penanganan yang belum optimal dan tercampurnya sampah masker medis dengan sampah domestik menyebabkan resiko pencemaran lingkungan akibat sampah masker medis meningkat.
“Dan juga karakteristik sampah masker medis ini tergolong sampah yang tidak dapat didegradasi secara alami,” ujarnya kepada Porosinformatif, Rabu (20/10/2021).
Oleh karena itu, Tim Peneliti dari Fakultas Teknik Unmas Denpasar berinisiatif untuk meneliti penanganan sampah masker medis dengan metode solidifikasi melalui daur ulang serat dari masker medis menjadi bahan campuran beton dan paving block.
Lebih lanjut Wahyu berharap, dengan proyek seperti ini, dapat menurunkan sampah masker medis dari kegiatan domestik yang tercecer dan mencemari lingkungan.
“Sampah masker medis kami peroleh dari masyarakat yang sudah mengumpulkan masker medis bekasnya selama beberapa hari dan dikumpulkan ke Tim Peneliti,” tandasnya.
Sampah masker medis yang telah terkumpul, disterilisasi terlebih dahulu dengan larutan desinfektan untuk memastikan bebas dari virus dan aman digunakan untuk proses pencampuran material beton dan paving block.
“Kegiatan pengumpulan dan sterilisasi sampah masker medis dilakukan dengan protokol kesehatan guna memastikan keamanan Tim Peneliti. Dengan dukungan pendanaan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam rangka Riset Kebencanaan Ideathon Bali Kembali, diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi dalam kebijakan terkait pengelolaan sampah masker medis, khususnya yang berasal dari kegiatan domestik,” kata Wahyu.
Pembuatan CovCrete-19 dilakukan di Laboratorium FT Unmas Denpasar dengan tahapan sebagai berikut: pengujian material beton dan paving block, pembuatan mix design, pencampuran serat masker ke dalam campuran beton dan pavong block, pemeliharaan dan uji kualitas benda uji (specimen).
“Hasil sementara yang diperoleh yaitu terjadi perbedaan pola retak antara beton normal dengan beton serat. Keretakan yang terjadi pada benda uji dengan serat masker tidak terlalu signifikan dibandingkan dengan beton normal. Hal tersebut membuktikan bahwa penambahan serat masker kedalam campuran beton meningkatkan nilai daktilitas (elastisitas),” pungkasnya.(*)