Dari Diskusi Siwo PWI Bali, Segera Inventarisasi Atlet Gaek

Editor: Redaksi | Reportase: Totok Waluyo

Denpasar, Porosinformatif | Seksi Wartawan Olahraga (Siwo) PWI Bali menggelar Diskusi Akhir Tahun 2021 mengedepankan topik Evaluasi Hasil PON XX/2021 Menuju Bali Sukses PON XXI tahun 2024.

Pada hari pertama diskusi tersebut Selasa, (28/12/2021) ada tiga narasumber yang dihadirkan yakni Sekretaris Umum (Sekum) KONI Bali I Gusti Ngurah Oka Darmawan, Praktisi Olahraga Dr. Maryoto Subekti, dan Ketua PWI Bali IGMB Dwikora Putra dengan moderator wartawan senior Bung Budiharjo.

Di lansir dari Perspectivesnews.com, di balik kesuksesan prestasi Bali peringkat lima besar PON, menurut Gusti Ngurah Oka Darmawan, masih banyak PR ke depan untuk mempertahankan prestasi tersebut. PR itu mencakup sinergitas antara pemerintah dengan KONI Bali yang harus tetap dijaga, ketersediaan SDM, termasuk dana.

Berkaca pada PON Papua, support anggaran dari Pemprov Bali sebesar Rp 39 miliar, pemanfaatannya untuk mendanai PON sebesar Rp 32 miliar. Dengan dana yang terbatas, namun patriot olahraga Bali tetap berjaya mengumpulkan 28 medali emas, 25 perak dan 53 perunggu.

Menurut Oka Darmawan untuk menjaga kesuksesan itu di ajang PON 2024, Aceh dan Sumatera Utara, mulai sekarang perlu dilakukan inventarisasi atlet-atlet guna mengetahui persentase atlet yang memasuki usia pensiun dan yang masih dapat tampil kembali di ajang PON.

“Ini yang harus kita data. Dengan hasil diskusi ini, jadi kita dapat masukan-masukan untuk melangkah ke depannya. Kita memang perlu inventarisasi siapa-siapa saja atlet yang sudah harus pensiun, dan mana yang masih bisa bertanding lagi. Pada tahun 2022 nanti kita juga akan mengadakan Porporv, di sana kita akan mencari talenta-talenta baru lagu untuk dipersiapkan ke PON 2024,” ungkapnya.

Selain itu, menurut dia, diperlukan motivasi khusus bagi para atlet agar tidak mudah goyah mutasi ke daerah lain, hanya karena iming-iming bonus yang lebih tinggi. Selama ini upaya KONI Bali untuk mengantisipasi adanya mutasi melalui Kartu Tanda Anggota (KTA).

Sementara praktisi olahraga yang juga Ketua Pelatda PON Bali Maryoto Subekti menyoroti dari 28 emas yang dihasilkan atlet Bali di PON, 17 di antaranya berasal dari cabor bela diri. Potensi tersebut sejatinya masih dapat dikembangkan, mengingat ada 8 medali perak yang masih potensial untuk ditingkatkan menjadi medali emas saat PON 2024, termasuk potensi medali pada 10 cabor yang sebelumnya sempat dicoret saat PON Papua.

“Dari catatan kami memang dari 28 emas Bali itu, 17 emas dari cabor bela diri. Kemudian perlu juga diketahui ada 8 medali perak juga di cabor bela diri yang masih bisa kita asah untuk menjadi emas nanti di PON selanjutnya. Kemudian masih ada potensi dari 10 cabor yang dicoret, dan 11 cabor yang sudah dieksibisi di Papua,” jelasnya.

Sedangkan Ketua PWI Bali IGMB Dwikora Putra dalam diskusi tersebut menekankan pentingnya peran media dalam meningkatkan prestasi olahraga Pulau Dewata. Media diharapkan tetap menjalankan perannya dalam memberikan edukasi dan fungsi kontrol berupa kritik membangun kepada para pengurus KONI Bali dan cabang olahraga, termasuk lebih banyak menggali keluh kesah para atlet.

“Selama ini saya mengamati berita-berita yang disajikan media lebih banyak mengangkat tentang kegiatan pengurus KONI dan cabor saja, sehingga hal itu hanya sebatas informative saja. Ke depan saya berharap teman-teman media juga menyajikan kritik terhadap KONI maupun mengurus cabor, tetapi kritik tersebut bukan sifatnya mengubur tanpa solusi, tetapi bisa saja diibaratkan seperti gelitikan atau cubitan sebagai bahan evaluasi dan perbaikan ke depan,” pungkasnya.(*)