Kupas Tuntas Cara Membuat Eco Enzym, Sispala Satya Giri Kerti Datangkan Pakarnya

Badung, Porosinformatif| Sispala Satya Giri Kerti salah satu unit extrakurikuler SMA Negeri 2 Kuta Selatan hadirkan pakar Eco Enzym, Dewa Putu Bayu Wirawan seorang Pendiri Komunitas Enzym Bali guna memberikan edukasi terkait cara pembuatan Eco Enzym.

Diikuti 50 peserta dari SMA N 1 Kuta, SMA N 1 Kuta Selatan, seluruh extrakurikuler di SMA Negeri 2 Kuta Selatan beserta perwakilan guru.

Narasumber Dewa Putu Bayu Wirawan saat menerima piagam penghargaan dari Ketua Panitia didampingi Ketua Umum dan Pembina Sispala Satya Giri Kerti, Sabtu (6/5/2023)

Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Kuta Selatan yang pada hari ini diwakili oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Made Santiasa, S.Pd. sangat mengapresiasi dan sangat mendukung kegiatan yang sifatnya sangat positif.

“Mudah-mudahan kegiatan seperti ini bisa berlanjut,” ujarnya saat menyampaikan pesan dari Kepala Sekolah bertempat di Aula SMA Negeri 2 Kuta Selatan, Sabtu (6/5/2023).

Lebih lanjut ia menuturkan, kegiatan penyuluhan terkait Eco Enzym ini adalah bagaimana cara memanfaatkan limbah-limbah dari rumah tangga tidak terbuang percuma.

“Jadi bisa dimanfaatkan dan diolah menjadi hal yang berguna,” ungkapnya.

Pihaknya mengibaratkan, bahwasanya bumi ini seperti rumah kita sendiri, atau badan kita jika tidak kita pelihara maka akan cepat rusak.

“Sama dengan rumah, jika tidak ditempati dan dirawat maka akan cepat rusak,” katanya menegaskan.

“Ini bukan sekedar teori, karena kami menginginkan seluruh siswa khususnya anggota Sispala untuk membuat program yang baik terkait pengelolaan sampah,” imbuhnya.

Mudah-mudahan dengan edukasi seperti ini, pihaknya mengharapkan seluruh siswa bisa lebih peduli dan bisa mengelola sampah organik maupun anorganik menjadi hal yang bermanfaat.

Senada dengan apa yang disampaikan Wakasek Kesiswaan, Ketua Umum Sispala Satya Giri Kerti Ni Kadek Anggira Pradnya Anjani dan Ketua Panitia Kegiatan Ni Made Subakti Dwipayanti sepakat berharap para peserta kegiatan hari ini bisa lebih memanfaatkan limbah rumah tangga menjadi Eco Enzym.

Mereka mengatakan, bahwa latar belakang edukasi seperti ini dilakukan karena banyaknya sampah organik yang tidak terkelola di TPS dan masih banyak orang yang menganggap sepele sampah organik.

“Sayangi Bumi, Sayangi Diri melalui pengolahan sampah dari lingkungan terkecil yaitu keluarga atau rumah tangga,” pungkas mereka.***