Editor : Totok Waluyo
Karangasem, Porosinformatif – Pelatihan etika Busana Adat Bali, Pusung Tagel, Tengkuluk Lelunakan, dan tata rias diri bagi Krama Istri Desa Adat se-Bali digelar Manggala Utama Pasikian Paiketan Krama Istri (PAKIS) Desa Adat Provinsi Bali Ny Putri Koster di Wantilan Desa Duda Timur, Selat, Karangasem pada Selasa (18/5/2021).
Kegiatan yang bertujuan untuk upaya menjaga pelestarian budaya lokal dari masuknya globalisasi budaya luar.
Istri orang nomor satu di Bali itu menyebutkan, Busana Adat Bali memiliki keragaman jenis tata busana dan rias sesuai konteks tradisi, adat istiadat, ritual dan kearifan lokal.
Menurutnya tata busana dan rias yang diwariskan oleh leluhur dan lelangit Bali di masa lalu masih langgeng dipergunakan oleh generasi Bali sampai kini.
“Setiap kabupaten atau daerah di Bali memiliki kekhasan tata busana dan model rias yang berbeda,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ny Putri Koster menyampaikan bahwa pusung tagel merupakan salah satu khasanah tata rias rambut yang memberi identitas atau ciri status wanita di Bali.
Sementara tata rias rambut pusung gonjer digunakan untuk anak-anak dan remaja.
“Pusung tagel yang digunakan perempuan yang sudah menikah, memiliki makna kesiapan dan kesigapan bagi si perempuan itu sendiri dalam menjalankan berbagai kewajiban dan aktivitas di masyarakat,” terang Seniman serba bisa ini kepada Porosinformatif.com.
Untuk itu, kata ia, penting bagi para generasi muda untuk memahami hal ini, sehingga dalam mengikuti upacara keagaman para generasi muda terutama yang perempuan bisa berpenampilan cantik, sopan dan sesuai dengan etika adat Bali dan hal tersebut juga sebagai bentuk pelestarian budaya bali di tengah gencarnya arus globalisasi yang membawa pengaruh budaya luar.
Di samping itu, Ny Putri Koster yang juga memiliki banyak talenta di bidang kesenian mengatakan, PAKIS Bali sebagai suatu organisasi mitra pemerintah yang baru terbentuk dalam rangka mewujudkan program pembangunan, dan ke depannya akan menggencarkan turun ke masyarakat untuk memberikan pelatihan-pelatihan yang tentunya bermanfaat bagi masyarakat dan untuk pelestarian budaya Bali.
“Ini merupakan kali pertama Pakis Bali terjun ke masyarakat untuk memberikan pelatihan dan kita mulai dari Desa Duda Timur, selanjutnya para peserta diharapkan dapat menggetoktularkan kepada masyarakat di lingkungan desanya. Ke depan akan kita lanjutkan di kabupaten lain,” tuturnya.
Ny Putri Koster berharap pelatihan yang bekerja sama dengan LPK Salon Agung ini dapat dicermati dengan baik oleh para peserta, dan kemudian akan menularkan kepada masyarakat lain sehingga dalam mengikuti upacara sehari-hari tidak lagi kebingungan tidak bisa berias atau ‘mesanggul‘.
Terlebih para peserta nantinya dapat mengembangkan potensi diri dalam mendalami tata rias, sehingga dapat menjadi mata pencaharian mereka.
Sementara itu, Bendesa Madya Karangasem Alit Suardana mengucapkan terima kasih kepada Ny Putri Koster atas dipilihnya Desa Duda sebagai tempat pelatihan.
Ia berharap, ke depannya desa lain yang ada di Kabupaten Karangasem juga mendapat kesempatan yang sama.
“Pelatihan seperti ini sangat bagus, mengingat ketika ada upacara agama banyak ibu-ibu yang kebingungan tidak bisa berhias atau mepusung tagel,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Ny Putri Koster juga menyerahkan bantuan beras bagi 10 krama istri yang ada di Desa Duda dan penyerahan bantuan masker kepada Perbekel Desa Duda untuk dibagikan kepada masyarakat.
Acara pelatihan yang berlangsung selama satu hari tersebut juga diserahkan sertifikat pelatihan kepada para peserta.(*)