Tabanan, Porosinformatif| Lansia atau lanjut usia adalah seseorang yang sudah berusia 60 tahun atau lebih yang memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan usia muda untuk mengalami beragam penyakit khususnya penyakit degeneratif.
Salah satu penyakit degeneratif yang sering diderita oleh kaum lansia adalah nyeri sendi akibat kekakuan dan peradangan di bagian persendian yang menyebabkan rasa nyeri pada sendi tangan, leher, punggung, pinggang, dan yang paling sering adalah pada sendi lutut.
Oleh karena itu, Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar melakukan program pengabdian kepada masyarakat (PKM) sebagai wujud peduli keberadaan lansia.

Ketua PKM, apt. Ni Made Dharma Shantini Suena, M.Sc. didampingi Dr. apt. Ketut Agus Adrianta, S.Farm., M.Sc.; apt. Debby Juliadi, S.Farm., M.Farm.; apt. Ni Putu Udayana Antari, S.Farm., M.Sc.; serta apt. I Gede Made Suradnyana, S.Si., M.Farm. bersama 6 orang mahasiswa mengatakan, Indonesia saat ini memasuki periode aging population.
Berdasarkan data yang diterima, terjadi peningkatan jumlah penduduk lansia di tahun 2010 dari 18 juta jiwa (7,56%) menjadi 25,9 juta jiwa (9,7%) di tahun 2019.
“Diperkirakan peningkatan akan terus terjadi sampai tahun 2035 menjadi 48,2 juta jiwa (15,77%), yang disebabkan oleh peningkatan umur harapan hidup,” ungkapnya, Senin (18/9/2023).
Disinggung kenapa di Desa Kelanting, Kerambitan? pihaknya menyampaikan, Desa Kelating merupakan salah satu Desa Binaan dari Universitas Mahasaraswati Denpasar.

Di Desa Kelating terdapat kelompok Lanjut Usia (lansia) yang dibentuk secara resmi pada tanggal 11 Maret 2017 dan diberi nama Lansia Segara Santhi, yang sampai saat ini beranggotakan sekitar 50 orang lansia aktif, terdiri dari laki-laki sekitar 20 orang dan perempuan sekitar 30 orang.
Lansia Segara Santhi (LSS) sejak awal dibentuk sampai saat ini aktif melakukan kegiatan-kegiatan positif yang mendukung kesehatan jiwa dan raga para anggotanya.
Berbagai kegiatan seni dan budaya juga aktif dilakukan secara rutin sebagai upaya menjaga aktivitas para lansia agar di usia senja mereka tetap melakukan hal yang positif dan mendukung kualitas hidup yang bertahan baik.
Sementara di tempat berbeda, Ketua Kelompok Lansia Segara Santhi, I Putu Wirasa, B.Sc., S.E., M.M., menyampaikan apresiasinya setelah pelaksanaan pengabdian.
“kami sangat berterima kasih sekali, karena penggunaan obat yang salah di masyarakat bisa jadi menimbulkan akibat yang fatal. Oleh karenanya, penjelasan yang diberikan saat penyuluhan tadi sungguh sangat berguna bagi kami semua para lansia dan inipun akan kami sebarkan kepada keluarga kami, sehingga penanganan dalam masalah obat bisa benar, jangan sampai justru menimbulkan akibat negatif, yang mestinya menyembuhkan tapi justru menyakitkan,” katanya.
Ia menambahkan, sesederhana apapun itu, pasti berguna bagi kami. Sebelumnya LSS sering menerima informasi mengenai penyakit, namun mengenai obat baru kali ini.
“Sekali lagi terima kasih kepada Unmas Denpasar yang merupakan sahabat kami dari dulu, sering mengadakan KKN di Desa kami. Salam untuk civitas akademika Unmas Denpasar, Semoga kita semua bisa maju bersama dan sehat selalu,” tuturnya.
Kegiatan pengabdian dilakukan berupa penyuluhan mengenai pengenalan bentuk-bentuk sediaan farmasi dan bagaimana cara penggunaannya yang tepat.
Selain penyuluhan, dilakukan juga pembagian produk farmasi berupa sediaan losion berbahan aktif minyak gandapura, kristal mentol, dan kristal kamfer, yang telah banyak dibuktikan oleh penelitian bahwa berkhasiat dalam meringankan dan meredakan nyeri, serta manfaat lain seperti menghangatkan, melegakan tenggorokan, dan mengatasi gatal-gatal.
Produk ini disediakan mempertimbangkan relevansinya dengan kondisi lansia yang sering mengalami nyeri sendi dan nyeri otot akibat mulai menurunnya fungsi motorik tubuh dan menurunnya aktivitas fisik.
Kembali kepada Ketua tim pelaksana pengabdian, apoteker Shanti menyampaikan mengenai hal-hal yang melatarbelakangi pengabdian ini, “Kelompok Lansia Segara Santhi di Desa Kelating, sebagai kelompok bagi para lanjut usia, tidak lepas dari risiko-risiko yang harus dihadapi oleh kaum lansia dari segi kesehatan, yang biasanya menerima banyak jenis obat untuk penanganan keluhan dan penyakit yang dialami.
“Untuk itu, walaupun termasuk sebagai kelompok lansia yang aktif melakukan kegiatan positif, tetap perlu disampaikan informasi mengenai sediaan farmasi dan cara penggunaannya yang tepat, sehingga efek terapi sesuai tujuan penggunaan sediaan dapat dicapai secara optimal,” ujarnya.
“Semoga bisa bermanfaat bagi lansia, dan kegiatan pengabdian kami ini bisa dilangsungkan secara berkesinambungan,” pungkasnya.***