Tabanan, Porosinformatif| Masa kanak-kanak di usia 6-12 tahun merupakan tahapan yang rentan terhadap kesehatan gigi. Di Usia seperti ini merupakan usia transisi atau pergantian gigi decidui (gigi susu) dengan gigi permanen.
Berdasarkan hasil observasi inilah, Putu Kresna Satrya Wibawa, mahasiswa semester akhir Fakultas Hukum (FH) Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar ini berupaya memberikan edukasi terkait Dental Health Information kepada siswa SDN 1 Belumbang, Tabanan.
Ia mengatakan, upaya pemberian edukasi ini merupakan pelaksanaan daripada program KKN yang dijalaninya.
Selain itu, edukasi ini juga mewujudkan sikap peduli terhadap kesehatan gigi dan mulut pada anak usia dini.
Dari hasil pengamatan sebelumnya, ada tiga permasalahan yang dikaji, yaitu: rendahnya kesadaran pada anak-anak untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut, kurangnya informasi pada anak-anak tentang cara menjaga kesehatan gigi dan mulut, serta kurangnya pengetahuan dari orang tua mengenai kesehatan gigi dan mulut.
“Dari ketiga permasalahan tersebut, saya juga memiliki tiga solusi ke depan, yaitu mulai dari sosialisasi materi, praktik langsung di lapangan, serta evaluasi sebagai bahan kajian yang akan dilakukan ke depannya,” tutur Krisna yang juga lulusan Fakultas Dokter Gigi ini.
Dari hasil pengabdian kepada masyarakat yang dilakukannya, Krisna mengharapkan, baik kepada guru maupun orang tua harus terus memberikan informasi kepada anak tentang menjaga kebersihan gigi dan mulutnya.
” Anak harus diberikan pemahaman mengenai kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut sedini mungkin, karena mencegah lebih baik daripada mengobati,” tuturnya.***