Bangli, Porosinformatif| Masyarakat Batukaang bercita-cita menjadikan desanya sebagai Desa Wisata Budaya yang di topang dengan sektor pertanian dengan komoditas utama Jeruk dan Kopi.
Dasar inilah yang mendorong Program Pascasarjana Magister Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pengelolaan Lingkungan (MP2WL) Universitas Mahasaraswati Denpasar menggelar Focus Discussion Group (FGD) dan pelatihan pembuatan pestisida nabati dan pupuk organik di Desa Batukaang Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli, Minggu (3/7/2022).
Acara yang merupakan rangkaian dari program pengabdian kepada masyarakat (PKM) yang rutin dilaksanakan program pascasarjana MP2WL Unmas Denpasar tiap semester dengan mengambil tema “Melalui PKM PPs MP2WL Unmas Denpasar Mewujudkan Desa Presisi Batukaang yang Inklusif”.
Direktur Pascasarjana Dr. Eng. I GD Yudha Partama, S.Si., M.Si., M.Eng. menyampaikan, program PKM diawali dengan survei pendahuluan oleh tim dosen MP2WL dari Bulan Juni tahun 2022.
“Dan berdasarkan hasil survei waktu itu, dirumuskan beberapa kegiatan yaitu, Social Mapping, Pemetaan Sumber Daya Desa, Menemukenali Potensi Desa, Penyusunan Buku Potensi Desa, Penggalian Sejarah dan Profil Desa, serta Transfer Teknologi tepat guna pembuatan pestisida nabati dan pupuk organik Biourin yang melibatkan 15 orang Dosen dan 19 orang mahasiswa,” terangnya.
Selain itu, ia juga menyampaikan beberapa luaran yang akan dihasilkan dari kegiatan antara lain, Sebuah Buku Potensi Desa, Video Profil Desa, dan Peta Desa Presisi.
“Besar harapan agar kegiatan ini memberi manfaat kepada masyarakat desa. Dan dengan hasil dari kegiatan ini, semoga dapat dijadikan sebagai dasar dalam pemuktahiran buku monograf desa dan penyusunan RPJM Desa ke depannya mas,” harapnya.
Disisi lain, Kepala Desa Batukaang I Made Paing menyambut baik dari program pengabdian ini dan berterimakasih telah memilih Desa Batukaang sebagai locus dari kegiatan.
Dalam FGD terungkap beberapa potensi yang dimiliki Desa Batukaang yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai objek wisata seperti beberapa situs arkeologi dan cagar budaya, air terjun, serta hamparan perkebunan jeruk dan Kopi.
Selain potensi desa, di dalam FGD terungkap juga beberapa masalah yang ada diantaranya akses jalan ke situs yang kurang memadai serta tidak tersedianya toilet pada fasiltas-fasilitas umum.
“Semua temuan dalam FGD telah didokumentasikan dan selanjutnya akan dilakukan penyusunan buku oleh tim Dosen MP2WL Unmas. Program pengabdian ini direncanakan akan selesai di akhir Bulan Juli 2022,” tutupnya.
Kegiatan FGD terpantau diikuti 150 orang peserta yang terdiri dari tokoh-tokoh masyarakat Batuakaang (BPD, LPM, PKK, Bendesa Adat, Kelian Subak, Bumdes, dll), civitas akademika Unmas, Alumni MP2WL, dan Media.(*/01)