Kampung Dolanan RT 05 Ngijo Lawan Game, Hidupkan Permainan Tradisional

Editor: Totok Waluyo | Reportase: Buang Supeno

Malang, Porosinformatif | Cepatnya perkembangan teknologi ditambah pandemi, sungguh sangat menghilangkan kearifan lokal di kampung atau suatu daerah.

Mendengar kata ‘kampung’ yang identik dengan suasana anak-anak bermain, kini rupanya sudah tak banyak ditemui, karena semakin maraknya permainan-permainan berbasis digital.

Perkembangan dunia yang memasuki konvergensi media, di era informasi 4.0 yang serba digital. Anak yang semestinya bermain dengan permainan tradisional kini sudah mulai lupa, bahkan ada yang mengatakan ketinggalan.

Berangkat dari hal itu, RT 05 RW 12 Desa Ngijo Kacamatan Karangploso Kabupaten Malang mencoba menggagas, menghidupkan kembali permainan tradisional dalam melawan game dengan membentuk kampung dolanan.

“Kami tidak ingin anak-anak, lupa akan permainan tradisional tinggalan nenek moyang. Jika kami tidak terus melakukan sosialisasi dengan mengembangkannya, bisa jadi permainan itu hilang diakui negera lain,” ungkap Wakil Ketua RT 05 Fajar Kholiq.

Upaya yang dilakukan adalah dengan mengajak seluruh warga dan anak-anak untuk menggelar permainan tradisional seperti egrang, ular tangga raksasa, dan lompat tali.

“Sekaligus memperingati Hari Pahlawan,” ujarnya, Minggu (14/11/2021).

Kegiatan permainan tradisional tidak berdiri sendiri, menurut Sekretaris RT 05 Khanif, juga dibarengi dengan senam terapi kesehatan Lien Teng Kung, bazar kudaman tradisional dan live musik akustik Telimo.

Inisiatif “uri-uri” yang menghidupkan kembali permainan tradisional karya leluhur ini, disambut baik Ketua RW 12, Faisol bersama 7 RT lainnya yang turut memeriahkan peresmian Kampung Dolanan RT 05 RW 12 ditandai permainan egrang.

Dalam permainan egrang dibutuhkan tekat dan keberanian dalam melangkah. “Jangan ragu-ragu,” tegas Arya Wijayanto, Seniman dari Karangploso Malang.

“Melatih keseimbangan, keberanian mengambil keputusan, serta tanamkan kepercayaan diri adalah filosofi yang terkandung dalam permainan egrang tersebut,” tandasnya.

Permainan Ular Tangga Raksasa

Era digital merubah banyak hal. Tak terkecuali dalam hal bermain. Boardgame atau permainan papan tak lagi dimainkan secara tatap muka.

Seperti permainan ular tangga, kini bisa dimainkan secara jarak jauh via online dan menggunakan smartphone.

Tapi tidak di kampung dolanan RT 05 RW 12 ini. Beberan yang digunakan cukup luas, dengan ukuran 3 x 3 meter dan dadu yang besar. Sedang orang yang bermain masuk di dalamnya.

“Jadi orang yang main sekalian masuk dalam beberan, mereka bergerak sesuai angka dadu yang dijatuhkan. Ini yang menarik, tidak hanya anak-anak tetapi juga orang tua ikut bermain,” terang Khanif.

Apa yang diajarkan leluhur dari permainan ular tangga (snakes and ladders) yang berasal dari India ini.

Papan permainan ular tangga yang dikenal saat ini terdiri dari 100 kotak dengan jumlah ular dan tangga yang beragam.

Tangga mewakili kebajikan seperti keimanan (faith), kemurahan hati (generosity), kerendahan hati (humility), perenungan atau pertapaan (asceticism).

Sementara ular mewakili sifat buruk seperti kemarahan (anger), pencurian (theft), nafsu (lust), dan serakah (greedy).

“Tangga menggambarkan bahwa kebaikan akan menuntun kita untuk menaiki jalan menuju kemenangan. Sementara ular sebagai sifat buruk akan membawa kita kembali pada permulaan. Jumlah ular biasanya lebih banyak dari jumlah tangga. Ini menunjukkan bahwa jalan menuju kebajikan akan lebih sulit dibandingkan jalan menuju dosa,” Papar Arya Wijayanto.

Puncak peringatan hari Pahlawan di Kampung Dolanan RT 05 RW 12 diakhiri dengan demo pembuatan roti ala Belanda oleh Chef Imam Muslim dari salah satu Hotel Ternama di Malang. Dengan memanfaatkan bahan asli Indonesia menghasilkan kudapan kelas dunia.(*)