Kreasitama Foundation Bangga Tayangkan Film Lokal

Surabaya, Porosinformatif| Kreasitama Foundation laksanakan screening film ‘Layang-Layang’ dan Diskusi ‘Sepetak Eksistensi’ pada hari Rabu, 21 Maret 2023 di Coffee Toffee UNAIR.

Pemutaran Film pendek dari Surabaya ini digagas oleh Yayasan Kreasitama Sinema Kita bertujuan guna memberikan hak terhadap karya untuk menjadi subjek utama serta mengirim pesan langsung ke End User melalui diskusi lanjutan.

Ada Ryo Maestro (Penulis dan Sutradara) dan Wahyuni Widya (Senior Advisor Gusdurian, CMARS) memberikan pantikan diskusi dengan membagikan wacana tentang Ruang Hidup dan Dunia Hidup yang akhirnya muncul berbagai prespektif dari apresiator lain.

Diskusi ini dihadiri beberapa komunitas seperti Gerdu Suroboyo, ITS, Pemuda Katolik Surabaya, Wani, Kartar Mleto, Kartar Karang Rejo, Rujag Ulek Channel, CIPHOC Unitomo, Actthinkclub, SMELEH, dari Musisi, Sineas Surabaya, serta undangan dari Bekasi dan Madura.

Para apresiator nampak terlibat langsung dalam sajian diskusi yang dibuka Hidayah Sumiyani sebagai moderator dengan mengajak seluruh apresiator berpendapat dalam kegiatan ini.

Dari kiri-kanan: Moderator Hidayah Sumiyani, Ryo Maestro (Penulis dan Sutradara) dan Wahyuni Widya (Senior Advisor Gusdurian, CMARS)

Kreasitama Foundation melakukan diskursus terkait situasi penggusuran lahan masyarakat kelas bawah.

Terlihat dalam sinopsis film Layang-layang terdapat konflik keluarga yang akhirnya memaksa keluarga ini untuk menjual tanah yang telah mereka tempati sejak lama. Ironis.

Peserta diskusi memaparkan kondisi penggusuran yang pernah mereka hadapi dan yang seringkali dilakukan oleh oknum-oknum yang berkuasa.

“Ketika terdapat tempat yang digusur maka ada sejarah dan budaya yang turut hilang, dan pasti ada hak yang dilanggar,” kata Wahyuni.

“Penggusuran itu adalah pelanggaran berat atas hak asasi manusia,” ujarnya menegaskan.

Senada dengan Wahyuni, Ryo juga berpendapat, bahwa terdapat pelanggaran HAM yang terjadi pada proses penggusuran yang bisa disebut tragedi kemanusiaan.

Diskusi sangat menarik, karena beberapa perwakilan komunitas antusias menanggapi diskusi dan berbagi pengalaman empiris, kabar dari media massa hingga harapan terhadap kebijakan yang ideal dan tentunya adil.

Di penghujung diskusi, Ryo dan Wahyuni sepakat menutup diskusi dengan harapan agar sineas bisa bersinergi bersama komunitas mengirim narasi ke publik mengenai nilai kemanusiaan dan keadilan.***