Balita alami Gagal Ginjal Akut, Mengapa bisa Terjadi?

Bali, Porosinformatif| Merebaknya informasi yang beredar akan adanya kasus gagal ginjal akut pada balita, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta orang tua untuk tidak panik, tenang namun selalu waspada.

Terutama apabila anak mengalami gejala yang megarah kepada gagal ginjal akut seperti ada diare, mual, muntah, demam selama 3-5 hari, batuk, pilek, sering mengantuk serta jumlah air seni semakin sedikit bahkan tidak bisa buang air kecil sama sekali.

Seperti dilansir pada postingan Kemenkes melalui web resminya mengajak orang tua untuk selalu waspada terhadap ciri-ciri gagal ginjal akut tersebut.

“Pastikan bila anak sakit cukupi kebutuhan cairan tubuhnya dengan minum air,” kata Plt. Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan dr. Yanti Herman, M.H.Kes.

Pihaknya menambahkan, gejala lain yang juga perlu diwaspadai orang tua adalah perubahan warna pada urine (pekat atau kecoklatan).

“Bila warna urine berubah dan volume urine berkurang, bahkan tidak ada urine selama 6-8 jam (saat siang hari), orang tua diminta segera membawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut,” tuturnya.

Lalu apa yang harus dilakukan untuk menghindari gagal ginjal akut pada balita?

Kemenkes mengimbau sebagai upaya pencegahan agar orang tua tetap memastikan perilaku hidup bersih dan sehat tetap diterapkan.

Pastikan cuci tangan tetap diterapkan, makan makanan yang bergizi seimbang, tidak jajan sembarangan, minum air matang dan pastikan imunisasi anak rutin dan lengkap.

Selain itu, stop sementara penggunaan obat paracetamol syrup.

Upaya terakhir kurangi aktivitas outdoor pada anak agar terhindar dari infeksi bakteri, kuman, virus yang mungkin terjangkit.***