Denpasar, Porosinformatif| BRI bersama Perumda Pasar Sewaka Dharma Denpasar meresmikan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dan Bank Sampah Pasar Kreneng serangkaian program Yok Kita GAS (Gerakan Anti Sampah) pada Senin (9/10).
Sebelumnya, para pedagang dan petugas kebersihan sampah telah diberikan edukasi terkait pemilahan sampah dan edukasi pengelolaan sampah.
Regional CEO BRI Denpasar, Recky Plangiten mengatakan, BRI berkomitmen untuk berperan serta dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang diselaraskan dengan kegiatan operasional bisnis perusahaan.
Salah satunya, BRI terus melakukan berbagai inisiatif dalam mengatasi persoalan sampah melalui program-program yang secara nyata dapat menjadi solusi permasalahan sampah di wilayah perkotaan atau wilayah padat penduduk.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui program BRI Peduli YoK Kita GAS yang dimplementasikan di berbagai pasar di beberapa wilayah di Indonesia antara lain wilayah Semarang, Malang, Bandung, Surabaya dan Denpasar.
Pasar Kreneng dipilih sebagai lokasi program penyaluran bantuan karena pasar merupakan salah satu sarana publik tempat berlangsungnya aktivitas ekonomi masyarakat, dimana aktivitas di pasar menghasilkan sampah setiap hari.
Gerakan ini dimulai dengan edukasi dan sosialisasi kepada 894 pedagang Pasar Kreneng tentang pentingnya pengelolaan sampah.
Para pedagang diberikan edukasi untuk mampu memilah antara sampah organik dan anorganik.
Program ini juga membentuk Tim atau Pengurus Bank Sampah yang diedukasi untuk mengelola sampah organik dengan metode Maggot Black Soldier Fly (BSF) dan Sampah Anorganik dengan cara ditimbang.
Selain sosialisasi dan edukasi , BRI juga memberikan bantuan sarana prasarana pengolahan sampah untuk mendukung BRI Peduli Yok Kita GAS di Pasar Kreneng ini.
Seperti Rumah TPST, Perbaikan Mesin Pencacah Organik, Peralatan Kebersihan, Kandang Maggot, dan sebagainya.
Hasilnya saat ini terdapat potensi reduksi sampah 800 kg untuk sampah organik dan 500 kg sampah anorganik, potensi reduksi metan 18,413kg, potensi reduksi karbon 24,681 kg.
Tidak hanya itu, Bank Sampah Kreneng ini sudah memiliki 30 calon Nasabah terdaftar yang sudah siap menjadi bagian sebagai pahlawan penjaga lingkungan dengan mengelola sampah yang baik.
Bank sampah ini juga telah menghasilkan efek ekonomis bagi para pengurus dan diharapkan akan bertambah terus di kedepannya.
BRI Peduli “Yok Kita Gas” diharapkan dapat fokus dan berdampak positif bagi lingkungan. Program ini merupakan program yang terintegrasi dengan menerapkan prinsip sistematis, menyeluruh, berkesinambungan, serta mengutamakan pemberdayaan masyarakat dan literasi keuangan.
Direktur Utama Perumda Pasar Sewaka Dharma Ida Bagus Kompyang Wiranata mengapresiasi program yang diberikan oleh BRI.
Masalah sampah cukup pelik sehingga ia membuka pintu selebar-lebarnya bagi stakeholder yang ingin berkontribusi membantu menyelesaikan masalah sampah.
Program Pemerintah Kota Denpasar membangun TPST belum dapat dioptimalkan sehingga sampah sebanyak 750 ton per hari yang dihasilkan Kota Denpasar harus diselesaikan secara bersama-sama.
“Program ini menjadi salah satu cara kita dimana bantuan dari BRI berupaya mengelola sampah dari sumbernya sehingga apa yang menjadi sisa sampah yang tidak bisa dikelola, dibuang ke TPST sementara kita masih membuang ke TPA Suwung dapat dikurangi,” ujarnya.
Program ini diharapkan dapat dilanjutkan secara serius sehingga dapat menjadi percontohan di Bali.
Mengingat program ini hanya ada 5 di Indonesia, dan pasar Kreneng merupakan salah satunya di Bali.
Kepala Pasar Kreneng AA. Rai Arpika mengatakan, dengan mendapatkan edukasi dari BRI diharapkan para pedagang lebih paham dan disiplin memilah sampah.
Apalagi saat ini adanya bank sampah TPST Kreneng akan semakin menarik minat pedagang untuk memilah sampahnya.
“Dari program edukasi yang diberikan BRI, ada perubahan perilaku dari pedagang,” imbuhnya***