Buleleng, Porosinformatif| Di sela-sela kesibukannya sebagai Dekan Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati Denpasar, Dr. Sukawati Lanang Perbawa tidak melupakan jati dirinya yang juga salah seorang seniman asal Kabupaten Buleleng. Publik Buleleng, tahu betul sisi lainnya yang merupakan seorang seniman Tari Calonarang.
Kali ini bersama Bli Braya, Dr Sukawati Lanang Perbawa melakukan Ngayah Prembon Calonarang di awal bulan Januari 2024, tepatnya saat Upacara Ngaben massal di setra Buleleng dan diikuti ratusan Sawa (mayat yang diaben).
Pada kesempatan ini, Bli Braya menerjunkan 30 pragina (penari) dan 15 sekehe gong untuk Ngayah di acara pengabenan massal.
Founder Bli Braya yang juga Dekan FH Unmas Denpasar, Dr Sukawati Lanang Perbawa mengucapkan terima kasih kepada pragina dan sekehe gong, prajuru adat Buleleng dan masyarakat Buleleng karena acara ini bisa berjalan dengan lancar.
“Dan semoga pemgabenan masal berjalan antara dan rahayu,” tuturnya.
Prosesi prembon di awali dengan Tari Barong, Sisya Jegeg, Topeng Sidakarya, Matah Gede dan dilanjutkan dengan Ramgda Pnugrahan Durga sampai pada Pertempuran Pandung/Patih dan Rangda, yang merupakan tarian sakral hasil peninggalan leluhur Bali.

Sementara di tempat terpisah, Kelian Desa Adat Buleleng, Ir. Nyoman Sutrisna, M.M., MBA. mengucapkan terima kasih tak terhingga.
Ia mengatakan, Bapak Dr. Sukawati Lanang Perbawa adalah sosok calon pemimpin dan pengayom masyarakat desa adat di masa depan.
Itu dikatakannya bukanlah tanpa alasan, karena menurutnya Dr. Sukawati Lanang Perbawa sering ngayah dengan tulus dan ikhlas.
“Titiang (saya) mengenal beliau sudah lama sekali. Beliau ini adalah sosok pemimpin sekaligus pengayom masyarakat desa adat. Terkadang tidak tanggung-tanggung saat beliau ngayah. Dalam sehari bisa berada di beberapa tempat hadir untuk masyarakat desa adat. Sekali lagi matur suksma (terima kasih) khususnya kepada beliau dan Bli Braya,” tuturnya seraya menambahkan, bilamana nantinya beliau menjadi pemimpin di Kabupaten Buleleng, mohon pertahankan keajegan Bali melalui tata kelola desa adat dan penguatan SDM Prajuru Adat.***