Editor : Totok Waluyo
Universitas Dwijendra Denpasar Dukung Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali
Denpasar, Porosinformatif – Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali adalah upaya memuliakan atau memperlakukan aksara Bali sesuai dengan nilainya. Hal ini tertuang dalam Peraturan Gubernur Bali nomor 80 tahun 2018.
“Jadi kita memaknainya bahwa aksara Bali itu bukan hanya sekedar dipakai, tapi juga dimuliakan,” ungkap Gubernur Koster saat menerima audensi jajaran Universitas Dwijendra (Undwi) di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Jayasabha, Denpasar pada Rabu (10/3).
Gubernur Koster melanjutkan, Bali sangat bersyukur mempunyai aksara Bali. Sebab keberadaan aksara pada suatu daerah atau negara, menunjukkan adanya tingkat peradaban tinggi dan mengakar kuat.
“Tidak semua daerah punya aksara, di Indonesia paling hanya enam daerah. Negara pun yang punya aksaranya sendiri bisa dihitung,” kata Koster.
China, Jepang, India menurut Koster merupakan negara yang memiliki aksara sendiri.
“Dan rata-rata mereka lebih maju dan punya keunggulan di bidang-bidang tertentu,” paparnya.
Dikatakan Gubernur Koster, sumber daya manusia pada daerah tersebut bisa disebut berkualitas dan unggul, termasuk Bali.
“Kita punya modal untuk mencetak bibit-bibit unggul dengan konten lokal yang jadi pembeda,” terang Ketua DPD PDI Perjuangan Bali ini.
Untuk itu, Koster mengajak para akademisi, pegiat atau pemikir di Pulau Dewata untuk lebih mendalami lagi pemaknaan dan penghayatan terhadap budaya Bali.
“Jika sudah bisa menghayati, saya kira kita akan sangat militan dalam menjaga adat budaya Bali yang kita miliki,” sebutnya.
Koster berharap, melalui implementasi visi pembangunan Bali ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ dapat menjadi momentum bagi kalangan akademis dan lembaga pendidikan tinggi dalam berpartisipasi membangkitkan kembali ke-Bali-an warga Bali yang mulai tergerus perkembangan zaman.
“Ini momentum bagus, untuk membangkitkan lagi adat, budaya, kearifan lokal yang mesti dijaga betul,” tegasnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Dwijendra Gede Sedana mengungkapkan sangat mendukung visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang dilaksanakan Gubernur Bali.
“Khususnya dalam membumikan kembali aksara Bali,” jelasnya.
Menurut Gede Sedana, dirinya telah mengembangkan suatu aplikasi aksara Bali bernama Bali Simbar sebagai bentuk dukungan nyata Yayasan Dwijendra terhadap program Pemerintah Provinsi Bali.
“Tak hanya itu, Universitas Dwijendra juga sudah mengembangkan program digitalisasi lontar,” tutupnya seraya menegaskan, seluruh jajaran civitas akademika Universitas Dwijendra Denpasar siap men-support kebijakan Gubernur dan tidak hanya aksara, namun juga budaya Bali secara umum.(*)