Mengutamakan Nasib Tenaga Kesehatan di Masa Pandemi

Editor: Totok Waluyo | Reportase: Rizka Septiana

Jakarta, Porosinformatif | Gerakan moral Dokter Indonesia Bersatu (DIB) menyatakan bahwa banyak tenaga kesehatan yang mengundurkan diri selama penanganan pandemi Covid-19 selama 16 bulan terakhir. Ketua DIB, Eva Sri Diana Chaniago, menyatakan alasannya karena pekerjaan sudah terlalu melelahkan.

Beban pekerjaan tersebut semakin hari semakin tidak tertanggulangi, sementara insentif yang dijanjikan tidak kunjung diberikan. Eva juga menyebutkan alasan banyak berkurangnya nakes ini karena mereka sendiri wafat, isoman, dan dirawat karena terkena serangan virus corona.

Tetap saja, alasan utama yang disebutkan adalah karena insentif yang tidak kunjung turun. Insentif tersebut tertunda sampai berbulan-bulan. Klaim pembiayaan perawatan di fasilitas kesehatan yang terlambat dibayar oleh Kementerian Kesehatan menjadi alasan pembayaran tenaga kesehatan menjadi terlambat.

Padahal, beban kerja nakes juga sangat besar mengingat lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi sekarang. Saat ini, gaji yang diterima juga terbilang tidak sesuai dengan beban kerja. Pembayaran itu bisa dikatakan terbilang kecil.

Hal yang paling dikhawatirkan adalah berkurangnya nakes di saat kasus sedang tinggi-tingginya. Sekarang pun ruang perawatan dan tempat isolasi mandiri sudah kewalahan untuk menampung pasien Covid-19.

Untuk itu, pemerintah sepatutnya segera membayarkan hak para tenaga kesehatan agar mereka dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Kesejahteraan dan kesehatan mereka patut diperhatikan serta menjadi keutamaan dalam penanganan pandemi saat ini.

Selain masalah pembayaran, pemerintah juga sebaiknya memberi perhatian lebih bagi kesehatan fisik dan mental tenaga kesehatan. Menurut salah satu politikus Tanah Air, tugas nakes bukan hanya membantu kesembuhan pasien tetapi juga melindungi diri dan keluarganya agar tidak ikut terinfeksi virus Covid-19.

Sebaiknya ada sistem perlindungan bagi nakes dan keluarganya. Bagi tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19 sendiri juga sebaiknya diberikan waktu untuk istirahat dan memulihkan kesehatannya. Pemerintah harus mencari cara untuk problema atau prediksi kekurangan tenaga kesehatan ini.

Tenaga kesehatan yang terkena Covid-19 kemudian dinyatakan sembuh juga butuh waktu untuk kembali bekerja. Bagaimana pun, pandemi ini meninggalkan banyak trauma bagi mereka. Maka, kesehatan mental nakes juga perlu diperhatikan. Berikan mereka tempat konsultasi dan berbagai kebutuhan mental lainnya.

Nakes tentunya memiliki kondisi yang sudah burn out karena pandemi berlangsung hampir dua tahun lamanya. Mereka bekerja dengan jam yang panjang. Tidak ada kepastian waktu berakhirnya serangan virus corona ini.

Tekanan kerja yang begitu besar membutuhkan dukungan yang besar juga. Begitu pula dari masyarakat. Maka diperlukan pendidikan yang menyeluruh untuk masyarakat tetap melaksanakan protokol kesehatan dengan sebaik-baiknya meski pandemi telah berlangsung sangat lama.

Protokol kesehatan tersebut dibarengi dengan komitmen untuk tidak bepergian bila tidak diperlukan sama sekali. Ada orang-orang yang memang harus bepergian karena menyangkut masalah pekerjaan. Namun, untuk mereka yang bisa bekerja dari rumah, sebaiknya tidak ke mana-mana.

Edukasi masyarakat ini diperlukan karena kondisi yang semakin parah ini hanya bisa ditekan dengan menekan mobilitas masyarakat. Keramaian memudahkan virus untuk menyebar lebih cepat. Apalagi pandemi yang berlangsung lama juga membuat masyarakat sempat lengah dan mengendorkan pelaksanaan protokol kesehatan.

Selain itu, program vaksin juga perlu digencarkan karena vaksin adalah jalan untuk membentuk daya tahan masyarakat yang sangat besar. Semakin cepat vaksinasi menyentuh seluruh lapisan masyarakat, maka semakin cepat juga kekebalan komunal terbentuk.

Bagaimana pun, menjaga kesehatan tenaga kesehatan adalah tugas setiap lapisan bangsa Indonesia. Bagaimana pun, nakes adalah garda terdepan dalam perlindungan kesehatan dan penanganan pandemi Covid-19. Kesejahteraan tenaga kesehatan adalah kesehatan bagi setiap lapisan masyarakat. Jangan sampai Indonesia kekurangan tenaga kesehatan di tengah serangan virus corona.(*)