Editor : Totok Waluyo | Reportase : Totok Waluyo
Jembrana, Porosinformatif – Tim Pengendali Inflasi Daerah Kabupaten Jembrana melaksanakan rapat guna mengantisipasi kenaikan harga pada saat Hari Raya Nyepi pada bulan Maret ini.
Rapat yang dihadiri Kepala Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia Bali Trisno Nugroho, diikuti juga oleh seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Jembrana bertempat di Ruang Rapat Lantai 3, Kantor Bupati Jembrana, Senin (8/3/2021) kemarin.
Dalam sambutannya, Bupati Jembrana I Nengah Tamba mengatakan, tingginya curah hujan yang mengakibatkan banjir, bisa mempengaruhi tingkat produksi dan distribusi dari daerah pemasok menuju daerah yang dipasok.
Nengah Tamba mengimbau kepada seluruh unsur TPID Kabupaten Jembrana dapat mengambil langkah-langkah antisipatif untuk menghadapi permasalahan tersebut.
“Apalagi pada bulan Maret akan terdapat perayaan hari besar keagamaan seperti Hari Raya Nyepi dan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW serta Hari Raya Galungan dan Kuningan pada bulan April yang akan datang,” ujar Nengah Tamba.
Tamba berharap, dengan langkah antisipasi yang tepat, dapat menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok di Kabupaten Jembrana.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengapresiasi kehadiran Bupati Jembrana selaku pemimpin rapat HLM hari ini.
“Hal ini sesuai dengan arahan Kementerian Koordinator Perekonomian selaku Ketua Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) di mana kehadiran Bupati/Wakil Bupati dalam rapat TPID sebagai wujud komitmen Kepala Daerah atas pelaksanaan program pengendalian inflasi di daerah serta akan mendapat penilaian yang tinggi pada aspek proses dalam penilaian TPID Award,” terangnya.
Selanjutnya, Trisno memaparkan kondisi perekonomian dan inflasi Provinsi Bali, perekonomian Jembrana sekaligus perkembangan harga pangan strategis di Kabupaten Jembrana.
Berdasar data yang dihimpun, pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan IV 2020 tumbuh -12,21% (yoy), sedikit membaik dibanding triwulan III 2020 yang mencapai -12,32% (yoy).
Sementara itu, kinerja ekonomi Jembrana di tahun 2020 tercatat tumbuh sebesar -4,96% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada tahun sebelumnya yang sebesar 5,56% (yoy).
Lapangan usaha utama perekonomian Jembrana adalah pada sektor pertanian (21,81%), transportasi (14,42%) dan Akmamin (12,27%).
“Oleh karena itu, perlu didorong agar kabupaten Jembrana dapat berfokus pada sektor pertanian dan mendorong industri pengolahan dengan mengembangkan hilirisasi produk pertanian,” bebernya.
Dari sisi perkembangan harga, Provinsi Bali mengalami deflasi -0,15% (mtm) pada Februari 2021.
“Meski demikian, beberapa komoditas pangan justru mencatat kenaikan harga, diantaranya cabai rawit, cabai merah, daging babi, sawi hijau dan bayam,” terang Trisno.
Untuk mengantisipasi Hari Raya Nyepi, empat komoditas yang perlu dicermati ialah telur ayam ras, bawang merah, cabai merah dan cabai rawit.
Hal ini terutama disebabkan oleh periode perayaan Nyepi yang berlangsung pada triwulan I di mana pasokan masih belum optimal akibat curah hujan yang tinggi, serta peningkatan permintaan menjelang hari raya.
Senada dengan asesmen Bank Indonesia, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kab. Jembrana I Wayan Sutama mengatakan, adanya wabah virus African Swine Flu (ASF) pada ternak babi masih berpengaruh terhadap keterbatasan pasokan komoditas daging babi di pasar.
Sementara, curah hujan yang tinggi membuat pasokan cabai rawit terganggu.
Menurutnya, upaya Pemerintah Kabupaten Jembrana berupa pemberian bibit cabai kepada masyarakat dinilai belum mampu menekan laju kenaikan harga cabai rawit.
Selanjutnya, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kab. Jembrana I Komang Agus Dinata melaporkan, daya beli masyarakat yang masih belum pulih serta keengganan pedagang dan distributor untuk menambah stok cukup berpengaruh terhadap keterbatasan pasokan dan kenaikan harga terutama cabai rawit.
“Untuk itu, sebagai upaya mengendalikan harga akan dilakukan pasar murah di kalangan ASN Pemkab. Jembrana pada hari Jumat mendatang sebelum hari raya Nyepi,” jelasnya.
Sebagai penutup, Asisten Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Kab. Jembrana I Gusti Ngurah Sumber Wijaya menegaskan, perlu adanya MoU kerjasama antar daerah dengan kabupaten lain di Provinsi Bali guna mendukung ketahanan pangan di Kab. Jembrana maupun di Provinsi Bali.
“Apabila diperlukan MoU di luar Provinsi Bali, agar dapat difasilitasi oleh TPID Provinsi Bali,” pungkasnya.(*)