Dr Ariani, Perempuan Hebat Indonesia Sang Inisiator Plasma Hero

Editor: Totok Waluyo | Reportase: Rizka Septiana

Jakarta, Porosinformatif | Sebuah kisah inspiratif di tengah pandemi Covid-19 datang dari seorang dokter yang berpraktek di salah satu rumah sakit rujukan Covid-19 di Malang, Jawa Timur yaitu RS Saiful Anwar Malang.

Inspirator itu bernama Ariani. Dokter Ariani ini mendirikan sebuah komunitas untuk pendonor plasma konvalesen, komunitas itu bernama “Plasma Hero”. Plasma konvalesen sendiri adalah terapi untuk pasien pulih dari Covid-19.

Didirikan pada 25 Desember 2020 lalu, lahirnya Plasma Hero berawal dari keprihatinan Ariani melihat sulitnya mencari donor plasma konvalesen bagi pasien Covid-19 kritis. Tidak mudah mendapatkan plasma sebab ketersediaannya sangat terbatas. Ditambah lagi para penyintas sulit mendapatkan informasi bila ingin berdonor.

Itu sebabnya membuat Dr Ariani melahirkan ide untuk membentuk sebuah komunitas yang dapat mengakomodir pasien dan pendonor yang ingin mendonorkan atau mencari plasma konvalesen.

Semua bermula dari banyak pesan di layanan WhatsApp sampai media sosialnya. Tentang banyak pasien membutuhkan bantuan donor plasma konvalesen, baik golongan darah A, B sampai C. Menunjukkan situasi kala itu sungguh genting.

Dari situ, tercetus keinginannya mendirikan komunitas sebagai wadah bersama bagi penyintas Covid-19 yang mau berdonor plasma konvalesen. Sekaligus tempat bagi keluarga pasien untuk mendapatkan akses informasi untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan.

Setelah didirikan, dalam sehari Ariani bisa menerima pesan singkat via WhatsApp 50-70 chat. Chat tersebut belum termasuk yang diterima oleh Tim Plasma Hero lain. Masalahnya, pada bulan Desember 2020, permintaan plasma konvalesen belum bisa semuanya dapat dilayani.

Seiring waktu, Plasma Hero yang kini beranggotakan 383 penyintas Covid-19 di berbagai kota di Indonesia dapat memenuhi permintaan plasma konvalesen dari keluarga penderita Covid-19.

Berkat grup WhatsApp jejaring relawan Plasma Hero, permintaan plasma konvalesen dapat terpenuhi dan mencocokan dengan golongan darah permintaan keluarga pasien.

Hal tersebut sangat membantu, relawan yang terbagi di berbagai kota di Indonesia. Kota tersebut di antaranya seperti Jakarta, Padang, Bandung, dan Surabaya. Mereka aktif jika ada yang butuh plasma konvalesen, akan bantu dicarikan ke teman-teman pendonor.

Untuk mempermudah penyintas Covid-19 mendonorkan plasma konvalesen, Ariani dan tim Plasma Hero selalu berkoordinasi dengan UDD PMI di lokasi terdekat calon pendonor. Spesifikasi calon pendonor plasma bisa berbeda antara PMI yang satu dengan yang lain.

Salah satu tantangan Plasma Hero, menurut Ariani, adalah mencari kecocokan permintaan sesuai golongan darah. Perlu ada kecocokan antara golongan darah calon pendonor dengan permintaan keluarga pasien Covid-19.

Pada awalnya sempat muncul keraguan dari Ariani meskipun gagasan telah dimiliki. Ia tidak yakin bisa merealisasikan ide tersebut. Tidak demikian dengan teman-teman di sekitarnya yang terus memberikan semangat agar rencana tersebut dapat terwujud.
Namun, perlahan tapi pasti, banyak relawan ikut bergabung. Mereka bergerak dengan tugasnya sendiri-sendiri.

Langkah selanjutnya, mengunggah poster digital di media sosial. Dari situlah, ia tak menyangka ternyata mendapat banyak respon positif.

Pada akhirnya, gerakan memperbanyak aksi donor darah plasma konvalesen yang diinisiasi Dr Ariani berbuah penghargaan.

Founder Plasma Hero atau Plasmahero.id ini mendapatkan penghargaan Anugerah Perempuan Hebat Indonesia 2021.

Penghargaan dalam rangka memperingati Hari Kartini tersebut digelar Liputan6.com. Dr Ariani mendapatkan penghargaan sebagai Pegiat Plasma Konvalesen untuk Lawan Covid-19.

Awalnya menggagas gerakan tersebut hanya untuk lingkup malang saja. Tapi menyebar sampai ke Jabodetabek. Hal ini menunjukkan bahwa komunitas ini memang sangat membantu bagi keluarga pasien Covid-19.

Salah satu gerakan yang dilakukan Plasma Hero untuk menggencarkan penyintas Covid-19 donorkan plasma konvalesen, yaitu Gerakan Seribu Plasma Konvalesen, yang bernama Gerakan 1000 Labu Plasma Konvalesen. Gerakan ini mengajak penyintas Covid-19 mengisi kekosongan stok plasma di UDD PMI atau Unit Transfusi Darah (UTD) Rumah Sakit terdekat.

Inisiasi yang dilahirkan Dr Ariani benar-benar menginspirasi. Mayoritas masyarakat Indonesia bertindak panik di tengah pandemi, tetapi ia tetap memikirkan kondisi masyarakat banyak. Wajar jika ia dianugerahkan penghargaan Wanita Hebat Indonesia.

Kenyataannya Ariani memang hebat. Ia mampu merealisasikan gagasannya kedalam bentuk gerakan praksis dan dampaknya benar-benar dirasakan oleh penyintas Covid-19.

Semangatnya, kreatifitasnya dan inovasinya harus dapat ditiru oleh masyarakat Indonesia lainnya. Semoga Indonesia mampu menunjukkan kembali dirinya sebagai Negara yang hebat.(*)