Badung, Porosinformatif| Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar melakukan pendampingan terhadap guru-guru di SMA Negeri 1 Mengwi untuk menyusun instrumen keterampilan berpikir kritis dan kemandirian belajar siswa, Sabtu (15/7/2023).
Anak Agung Inten Paraniti, S.Pd., M.Pd. salah satu pembimbing dalam kegiatan tersebut mengatakan, program ini dilakukan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Tidak hanya itu, menurutnya juga sebagai respons terhadap tantangan global dalam mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi masa depan yang kompleks dan dinamis.
“Program ini melibatkan 10 dosen, 18 mahasiswa dan 70 guru di SMA Negeri 1 Mengwi. Kegiatan dimulai dengan seminar bagi para guru dan staf sekolah tentang konsep dan pentingnya berpikir kritis dan kemandirian belajar dalam proses pendidikan,” ujarnya.
Selain memberikan wawasan mendalam tentang teori dan metode terbaru dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis serta strategi untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa.
Peserta juga diajak untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman dalam menghadapi berbagai tantangan dalam mengimplementasikan keterampilan ini di ruang kelas.
Setelah acara seminar, selanjutnya guru diajak untuk merancang instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis yang sesuai dengan bidang ilmu guru-guru.
“Instrumen ini dirancang untuk mengukur kemampuan siswa dalam mengenali interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi dan eksplanasi,” ungkapnya.
Sementara itu, instrumen untuk mengukur kemandirian belajar siswa menekankan pada kemampuan mereka dalam mengatur waktu, menetapkan tujuan belajar, serta mengelola sumber daya dan strategi pembelajaran.
Pelaksanaan program ini telah menunjukkan dampak yang positif, di antaranya membantu guru untuk mengetahui strategi dan metode yang efektif dalam melatih keterampilan berpikir kritis siswa, membantu guru melakukan penilaian yang lebih holistik dan membantu siswa menjadi lebih bertanggung jawab dan proaktif dalam proses belajar.
“Sehingga meningkatkan motivasi dan hasil belajar mereka,” ujar Ni Wayan Sukanadi, S.Pd. salah satu guru di SMA Negeri 1 Mengwi.
Secara keseluruhan, program pengabdian kepada masyarakat tentang penyusunan instrumen keterampilan berpikir kritis dan kemandirian belajar siswa telah memberikan kontribusi yang berarti dalam meningkatkan kualitas pendidikan di wilayah tersebut.
“Dengan terus memperkuat keterampilan berpikir kritis dan kemandirian belajar siswa, kita dapat membentuk generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan dengan percaya diri dan kompeten,” tutupnya.***