Denpasar, Porosinformatif| Merebaknya fenomena kasus bullying hingga memakan korban jiwa haruslah menjadi perhatian khusus bagi semua elemen masyarakat.
Oleh karenanya, Komite MI Tawakkal Denpasar menggelar pengajian dengan mengangkat tema “Memahami Bullying, Pencegahan dan Dampaknya” dengan menghadirkan pakarnya yakni Hari Imam Wahyudi, S.Psi.Psikolog. Founder Dian Selaras Psikologi & Hipnoterapi, pada hari Jumat (10/11) lalu bertempat di Musolla MI Tawakkal Denpasar.

Kepala Sekolah MI Tawakkal Siti Khotijah, S.Pd., M.Pd. mengatakan, tindakan bullying ini tidak bisa dipandang sebelah mata, mengingat dampaknya sangat bahaya bagi sang anak.
Dirinya juga mengajak seluruh orang tua murid untuk turut berupaya semaksimal mungkin dalam mencegah bullying yang juga merupakan tanggung jawab orang tua dalam proses tumbuh kembang anak.
Dari pemaparan narasumber sudah jelas, bahwa bahaya bullying bisa menimbulkan ketakutan dan gangguan psikologi kepada anak.
Tidak hanya itu saja, dengan adanya bullying bisa membahayakan nyawa anak itu sendiri.
“Korban bullying merasa cemas berlebihan sehingga bisa mendorong ke arah yang tidak kita inginkan bersama yaitu hilangnya nyawa anak melalui percobaan bunuh diri,” ujarnya.
Berdasarkan data yang dirilis KPAI melalui Suara.com, mayoritas kasus bullying terjadi di tingkat sekolah dasar yaitu sebanyak 67%.
“Mudah-mudahan pertemuan ini memberikan manfaat untuk kita bersama dan mengantarkan anak-anak kita sukses dunia dan akhirat,” tuturnya.
Sementara, Hari Imam Wahyudi, S.Psi.Psikolog. yang pada saat itu sebagai narasumber menyampaikan bahwa dalam beberapa kasus bully tersebut malah dimulai dari rumah dan sekolah menjadi akibat atas apa yang terjadi di rumah.
Ia menyebut, ada syaratnya sehingga kapan dikatakan suatu tindakan itu disebut bully.
Seperti halnya orangtua yang gemes pada anak dan mencium anak dengan paksa ketika anak tidak mau itupun merupakan bentuk bully.
“Jadi tanpa sengaja bahwa orangtua bisa saja menjadi pelaku bully itu sendiri,” ujarnya.***