Buntut Intimidasi dan Pencopotan Banner Penolakan Proyek, Ini Statement Resmi LBH Bali

Bali, Porosinformatif| Intimidasi dan Pencopotan Banner Penolakan Proyek Leisure Park PT. Tanaya Pesona Batur Adalah Serangan Terhadap Ekspresi Sekaligus Perjuangan Warga, Mari Bersolidaritas!

Hal ini disampaikan LBH Bali melalui akun Instagram resminya hari ini, Minggu (14/7).

Dalam keterangan yang disampaikan, LBH Bali menulis PT. Tanaya Pesona Batur telah melakukan serangan terhadap ekspresi sekaligus perjuangan warga buntut intimidasi dan pencopotan banner penolakan proyek Leisure Park.

Pada tanggal 9 hingga 10 Juli 2024, selama dua hari petani Hutan Batur bersama dengan solidaritas masyarakat sipil melakukan kerja bakti dan gotong royong memasang banner-banner di sejumlah titik yang masuk dalam rencana proyek Leisure Park PT. Tanaya Pesona Batur. 

Pemasangan banner-banner tersebut dilakukan sebagai upaya untuk mempertegas sikap serta komitmen petani bahwa mereka menolak menyerahkan lahan yang sudah mereka diami dan garap selama turun temurun kepada perusahaan yang hendak menjadikan kawasan tersebut sebagai Leisure Park. 

Selain itu, pemasangan banner juga ditujukan untuk mengganti/memperbarui banner-banner lama yang telah usang dan rusak. 

Namun selama proses pemasangan, para petani dan solidaritas masyarakat sipil justru mendapatkan tekanan dan initimidasi dari pihak perusahaan, meskipun banner-banner tersebut semuanya dipasang di lahan milik warga yang sejak awal menolak kehadiran perusahaan. 

“Satu hari pasca pemasangan, kami mendapatkan informasi bahwa sejumlah banner dirusak dan hilang dari lokasi,” ujar salah satu warga kepada LBH Bali.

Atas tindakan intimidasi hingga hilangnya banner-banner perjuangan milik para petani, LBH Bali menilai telah terjadi serangan terhadap ekspresi dan perjuangan warga yang tengah berupaya mempertahankan ruang hidupnya dari pemodal, yang disokong oleh penguasa. 

LBH Bali meyakini bahwa tindakan tersebut dilakukan oleh pihak yang memiliki kepentingan terhadap proyek ini, dan merasa terganggu atas perjuangan warga. 

Perlu diketahui bahwa tindakan maupun cara-cara demikian jamak dilakukan dimanapun terhadap perjuangan warga yang mempertahankan ruang hidupnya.

Oleh karena itu, LBH Bali mengajak seluruh jaringan masyarakat yang peduli terhadap perjuangan petani untuk terlibat dalam solidaritas dan bersama-sama berjuang melawan proyek-proyek bisnis yang akan meminggirkan hak rakyat, namun memperkaya segelintir orang saja, seperti yang terjadi di Batur.***