KPw BI Provinsi Bali Beri Edukasi Cinta Bangga dan Paham Rupiah dibarengi Bantuan Paket Sembako

Editor: Totok Waluyo | Reportase: Totok Waluyo

Denpasar, Porosinformatif | Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Bali kembali mengedukasi UMKM binaan untuk cinta, bangga, dan paham (CBP) rupiah.

Bertempat di Denpasar pada hari Jumat lalu (22/10/2021), KPw BI Provinsi Bali juga memberikan bantuan sebanyak 1.576 paket sembako kepada 38 UMKM dalam program bantuan sosial Bank Indonesia (PSBI).

Dalam sambutannya, Trisno Nugroho selaku Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali menyatakan, salah satu tugas utama Bank Indonesia adalah merencanakan, mencetak, mengeluarkan, mengedarkan, mencabut, dan menarik, serta memusnahkan uang Rupiah.

“Tujuannya untuk memastikan bahwa uang yang beredar di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam kondisi layak edar dengan jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan,” terang Trisno yang mahir berpantun ini.

Sejalan dengan mandat UU No. 7 tahun 2011 tentang Mata Uang, Rupiah merupakan simbol kedaulatan negara sehingga semua transaksi di wilayah NKRI wajib menggunakan Rupiah.

“Untuk itu, edukasi CBP Rupiah sangat penting dilakukan kepada seluruh elemen masyarakat, terutama di daerah wisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan mancanegara, seperti Bali,” imbuhnya.

Cinta Rupiah merupakan perwujudan dari kemampuan masyarakat untuk mengenal karakteristik dan desain Rupiah, memperlakukan Rupiah secara tepat, dan menjaga dirinya dari kejahatan uang palsu.

Bangga Rupiah merupakan perwujudan dari kemampuan masyarakat memahami Rupiah sebagai alat pembayaran yang sah, simbul kedaulatan NKRI, dan alat pemersatu bangsa.

Paham rupiah merupakan perwujudan kemampuan masyarakat memahami peran Rupiah dalam peredaran uang, stabilitas ekonomi, dan fungsinya sebagai alat penyimpan nilai.

Trisno menambahkan, Bank Indonesia juga turut melakukan pengembangan UMKM untuk mendukung pencapaian tugas Bank Indonesia.

Dijelaskan lebih lanjut, untuk pengendalian inflasi, Bank Indonesia mengembangkan klaster ketahanan pangan.

Untuk perbaikan CAD/ekspor, Bank Indonesia mengembangkan klaster produk unggulan ekspor dan klaster pendukung pariwisata.

“Selain itu, Bank Indonesia juga mengembangkan klaster produk unggulan daerah sebagai bagian dari local economic development,” tegasnya.

Pandemi covid-19 menimbulkan urgensi untuk pengembangan UMKM 4.0. Program onboarding UMKM dilakukan sebagai upaya peningkatan kapasitas UMKM menuju era digital.

“Mulai dari identifikasi UMKM potensial, peningkatan kapasitas UMKM melalui edukasi online, pelaksanaan onboarding UMKM melalui platform e-commerce/media sosial yang tepat dan penggunaan QRIS, hingga akhirnya melakukan penjualan dengan menghubungkan e-commerce dan digital payment,” urainya.

Seiring dengan pembukaan penerbangan internasional dan pelaksanaan beragam acara internasional menjelang G20 yang akan berlangsung pada 2022 di Bali, Trisno mengingatkan agar seluruh pelaku UMKM binaan terus meningkatkan kapasitas dan kualitas produk yang dipasarkan sehingga dapat menangkap peluang emas ini.

“Harapannya produk lokal Bali dapat menjadi tuan rumah di wilayah Bali,” tutupnya.(*)