Denpasar, Porosinformatif| Guna membuat layanan apotek yang semakin ramah dan berempati, Fakultas Farmasi Unmas Denpasar melakukan pengabdian kepada masyarakat (PKM) bekerjasama dengan ApotekKU Group.
Hal ini diungkap Ketua PKM, apt. Ni Putu Udayana Antari, S. Farm., M.Sc. kepada Media Porosinformatif.com, Sabtu (30/12/2023).
Ia menjelaskan, pelayanan kefarmasian awalnya berfokus pada penyediaan produk farmasi untuk digunakan dalam layanan kesehatan.
Namun seiring dengan perkembangan teknologi dan perubahan psikologis masyarakat, banyak ahli yang menyatakan pelayanan kefarmasian harus lebih memperhatikan pasien sebagai manusia seutuhnya.
“Hal tersebut memunculkan berbagai tantangan dan peluang bagi fungsi bisnis apotek,” ujarnya.
Pihaknya menyebutkan, apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker yang dibantu oleh Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK).
“Tingkat persaingan yang sangat ketat, perubahan selera konsumen, kemajuan teknologi, serta perubahan sosial ekonomi juga mengharuskan apotek untuk lebih berbenah agar dapat menjalankan fungsi bisnis maupun fungsi sosial dengan baik,” katanya menegaskan.
Di era globalisasi inilah, menurutnya tenaga kefarmasian sering menemui kesulitan untuk dapat menyampaikan informasi obat dengan baik kepada pasien.
Oleh karenanya, dirinya bersama tim pengbdian masyarakat berinisiatif untuk melakukan sosialisasi pemberian informasi obat dengan memperhatikan tips-tips komunikasi yang efektif dengan pasien.
Tim dipimpin oleh apt. Ni Putu Udayana Antari, S. Farm., M.Sc. dan dibantu apt. Fitria Megawati, S.Farm., M.Sc, apt. Ni Putu Dewi Agustini., S.Farm. M.Farm, apt. Ni Nyoman Yudianti Mendra, S.Farm.,M.Clin.Pharm dan apt. Ni Made Dharma Shantini Suena S. Farm., M.Sc.
Rangkaian kegiatan dimulai dari awal November 2023 dan sebagai puncaknya diadakan sosialisasi tanggal 30 Desember 2023″
Untuk menjangkau banyak audiens, tim pengabdian bekerjasama dengan apotekKU group. ApotekKU Group didirikan pada bulan Desember 2018, bergerak di bidang jasa kesehatan yang meliputi Apotek, Klinik, dan Praktek dokter spesialis.
Dalam usia yang cukup muda ApotekKU Group telah memiliki 32 jaringan apotek yang tersebar di enam kabupaten dan kota di Bali.
Untuk mencapai visinya, salah satu misi ApotekKU Group, “melakukan kegiatan usaha apotek unggul, diantaranya e-farmasi, e-konseling, telefarma, homecare, pelayanan Informasi obat oleh Apoteker dan swamedikasi”.
Kesamaan idealisme membuat tim pengabdian Fakultas Farmasi Unmas Denpasar ingin membangun kerja sama dengan harapan agar layanan kefarmasian yang berkualitas tersedia di tengah masyarakat sesuai dengan cita-cita meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Pemberian informasi obat dengan memperhatikan komunikasi yang efektif diharapkan dapat membuat pasien lebih memahami obat yang mereka gunakan sehingga terinspirasi untuk menjalankan terapi, khususnya menggunakan obat sesuai yang disarankan petugas kesehatan.
Selain melaksanakan sosialisasi, tim pengabdian masyarakat juga mempersiapkan 7 video cara penggunaan obat yang memerlukan penjelasan khusus dan 2 buku yang dapat dijadikan pegangan bagi tenaga kefarmasian yang akan memberikan informasi obat kepada pasien.
Kegiatan sosialisasi diikuti oleh 100 staf ApotekKU Group yang terdiri atas Apoteker dan Tenaga Tekhnis Kefarmasian.
Materi yang diberikan adalah hasil penelitian ketua pengabdian masyarakat yang meliputi harapan-harapan pasien mengenai penyampaian informasi obat di apotek serta cara mengenali informasi-informasi yang diharapkan oleh pasien berdasarkan latar belakang pasien.
Ketua pengabdian, apoteker Udayana Antari juga menyampaikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan pasien di apotek berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan.
Untuk mendukung penyampaian informasi obat menggunakan komunikasi efektif, tim pengabdian didukung oleh praktisi komunikasi publik, Ni Putu Raida Desi Panmasari, S.I.P yang merupakan lulusan Ilmu Komunikasi UGM.
Salah satu owner ApotekKU Group, apt. I Gede Purna Yogi Suara, S.Si. menyampaikan kerja sama yang terjalin sangat baik dan materi yang disampaikan dapat membantu tenaga kefarmasian lebih percaya diri untuk melayani pasien.
“Diharapkan kerja sama yang serupa dapat dilanjutkan sehingga tenaga kefarmasian di apotek memperoleh penyegaran ilmu yang berkesinambungan. Dengan demikian tenaga kefarmasian lebih percaya diri untuk menyampaikan informasi obat dan dapat menyediakan layanan kefarmasian yang prima,” tuturnya.***